Tidak Bisa Komunikasi
Perseteruan antara artis Inara Rusli dan keluarga penyanyi Virgoun Tambunan terus memanas.
Terungkap bahwa Inara Rusli sempat menegur mertuanya, Eva Manurung, melalui media sosial, dan kini ia membeberkan alasan di balik tindakan tersebut.
Dalam wawancara yang diambil dari YouTube TRANS TV Official pada Selasa (12/9/2023), Inara Rusli mengungkapkan bahwa ia merasa tidak lagi dapat berkomunikasi dengan sang mertua melalui telepon atau pesan WhatsApp secara pribadi.
"Terlihat seperti di media, kelihatannya seperti war komen, karena aku merasa sudah nggak bisa lagi lewat jalur (chat) pribadi," kata Inara Rusli.
Inara Rusli mengaku bahwa pada saat itu, ia merasa sudah tidak bisa memberi tahu mertuanya secara langsung melalui pesan pribadi.
Oleh karena itu, ia memilih untuk menegur sang mertua melalui kolom komentar di media sosial.
"Aku ngerasa udah nggak bisa ngasih tahu beliau (di chat pribadi) akhirnya ya udah di komen," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa sebelum menegur sang mertua di kolom komentar, ia telah berulang kali mencoba mengajak komunikasi Eva Manurung secara pribadi.
Namun, upaya tersebut dianggap tidak berhasil karena Eva Manurung dianggap belum tenang pada saat itu.
Inara Rusli juga menyatakan bahwa ia tidak pernah memblokir akses komunikasi dengan sang mertua, dan tidak mengetahui apakah hal tersebut dilakukan dari pihak Eva Manurung.
Selain itu, Inara Rusli merespons pernyataan pihak Virgoun yang mengklaim lebih berhak atas hak asuh anak-anak mereka.
Ia menjawab dengan santai dan mengingatkan bahwa negara memiliki hukum yang berlaku.
"Lagi-lagi ini negara hukum ya, jadi nggak bisa main hakim sendiri," kata Inara Rusli.
Ia juga meminta Virgoun untuk dapat membuktikan semua pernyataannya secara valid dan mematuhi hukum yang berlaku.
Dapatkan Berita Terupdate Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Jadwal Acara NET TV Hari ini Sabtu 30 September 2023: Healing Travel dan Tonight Show
Baca juga: Jadwal Acara Trans TV Hari ini Sabtu 30 September 2023: My Trip My Adventure dan Film Djakarta 1966