TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkapkan alasan PKB keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan berpaling ke Anies Baswedan.
Dalam koalisi tersebut yang digadang-gadang akan maju sebagai capres yakni Prabowo Subianto.
Awalnya nama koalisi tersebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dengan Partai Gerindra dan PKB.
Kemudian koalisi tersebut bertambah anggota partai dengan masuknya Partai Golkar, PBB dan PAN.
Namun belakangan terjadi perubahan nama KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Muhaimin menyebutkan bahwa adanya perbuhan nama itu sebagai tanda posisinya sebagai Bacaawapres semakin tidak jelas.
Cak Imin menerangkan bahwa hal yang paling utama dari langkah PKB keluar adalah soal nasibnya di koalisi tersebut.
Dalam sambutannya di acara Silaturahmi dengan Kiai dan Ibu Nyai, di Ponpes Al-Aqobah Tebuireng, Jombang, Cak Imin menceritakan berawal dari soal berubahnya nama KKIR yang dicetuskan bersama Gerindra menjadi KIM.
Baca juga: Sempat Usul Ubah Nama, Partai Pengusung Anies-Muhaimin Sepakat Tetap Usung Koalisi Perubahan
Baca juga: Pria di Lombok Tengah Nyaris Nikahi Sesama Jenis, Calon Pengantin Wanita Ternyata Laki-laki
Baca juga: Ferdy Sambo Cs Dipindahkan ke Lapas Kelas IIA Cibinong untuk Pembinaan
Dengan adanya perubahan nama koalisi tersebut, Cak Imin mengaku kecewa.
Sebab adanya perubahan nama hasil kesepakan sepihak dan tanpa sepengetahuan PKB juga tanpa didasari kesepakan dari partainya.
"Di tempat itu tiba-tiba koalisi KKIR koalisi kebangkitan Indonesia Raya tiba-tiba berganti nama tanpa ngajak bicara PKB secara detail menjadi Koalisi Indonesia maju," kata Cak Imin.
"Disitu kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo Muhaimin bisa dikatakan berakhir," sambungnya.
Dari situlah Cak Imin juga mengaku sudah merasakan kalau hubungan Partai Gerindra dengan PKB mengarah ke tanda-tanda berakhir.
Selain itu karena menurutnya setelah hampir 12 bulan menjalin koalisi bersama KKIR, Prabowo Subianto selaku capres yang diusung tak juga mengumumkan namanya sebagai cawapres.
"Bahkan saya feeling aja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya, tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya," ujar Cak Imin.
Untuk itu Cak Imin kemudian memutuskan pergi dan meninggalkan KIM, terlebih lagi karena perolehan Presidential Threshold Gerindra dengan PAN dan Golkar sudah mencukupi.
Baca juga: Heboh, Calon Pengantin Wanita di Lombok Tengah Ternyata Seorang Pria
"Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi menjadi ubah, dan itu nampaknya takdir," tukas dia.
Tetap Usung Koalisi Perubahan
Nama koalisi pengusung Anies Baswedan dan Muhaimini Iskandar atau Anies-Muhaimin di Pilpres 2024 tetap Koalisi Perubahan.
Sebelumnya, nama koalisi tersebut diusulkan diubah dengan nama Koalisi Permbaharuan Berkelanjutan.
Namun PKB mengatakan bahwa nama poros pendukung pasangan capres-cawapres itu tidak berganti.
Bahkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan penetapan nama Koalisi Perubahan itu sudah didiskusikan dengan Partai Nasdem.
"Itu udah dibahas sama NasDem. Koalisi Perubahan. Titik," ucap Jazilul, di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Jazilul menyebutkan, Koalisi Perubahan nantinya bakal mendiskusikan lebih lanjut soal pembentukan tim pemenangan Anies-Muhaimin.
"Nanti kalau soal tim pemenangan. Kami bersama NasDem sudah sepakat koalisinya namanya Koalisi Perubahan dan buat tim sukses sama-sama," kata Jazilul.
Sedangkan diskusi soal nama poros koalisi dan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kata Jazilul, bakal dibahas bersama dalam kunjungan NasDem dan PKB ke Kantor DPP PKS, Selasa (12/9/2023) ini.
Baca juga: Gempa Hari Ini Senin 12 September 2023, Sabang Diguncang Gempa Pagi Ini, MMI III Banda Aceh
Sebagai informasi, Partai Nasdem, PKB, dan PKS saat ini sama-sama tergabung dalam poros partai pendukung pasangan calon, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Usulkan Ubah Nama Koalisi
Diberitakan sebelumnya, Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq menyatakan, pihaknya akan mengusulkan nama baru untuk koalisi pengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Pilpres 2024.
Sebelumnya nama koalisi pengusung Anies Baswedan sebagai capres yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digagas oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
Namun Demokrat menyatakan keluar dari koalisi yang mengusung Anies Baswedan itu.
Maman menyatakan, nama baru untuk koalisi tersebut dinilai penting karena memang sudah didasari atas adanya beberapa masukan.
Adapun nama koalisi yang akan diajukan oleh dirinya yakni koalisi pembaharuan dan berkelanjutan.
"Nah inginnya loh ini belum diputuskan ya. Ini baru aspirasi dari Dewan Syuro," kata Maman kepada awak media di sela acara Tour de Wali Songo PKB di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023).
Hanya saja, Maman menyatakan, nama tersebut hanya berdasar pada usulannya yang nanti akan turut disampaikan dalam rapat dewan syuro PKB.
"Nah kami-kami sih di dewan Syuro ya, walaupun belum diajukan rapat, Kami ingin koalisi ini bernama koalisi pembaharuan berkelanjutan," tutur dia.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Mayang Diledek Netizen saat Foto Bareng dengan Inara Rusli: Kebanting Banget Mukanya
Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 89, Menyelenggarakan Kuis di Kelas
Baca juga: Hutan Pinus Kota Jambi, Destinasi Wisata Alam di Perbatasan Kota Jambi
Baca juga: Sempat Usul Ubah Nama, Partai Pengusung Anies-Muhaimin Sepakat Tetap Usung Koalisi Perubahan
Artikel ini diolah dari WartaKotalive.com