TRIBUNJAMBI.COM - Sebanyak 20 orang prajurit TNI berhasil di evakuasi pasca penyerangan KKB Papua kelompok Egianus Kogoya.
Diantara 20 pasuakan tersebut terdapat prajurit yang selamat dan ada yang gugur.
Diantaranya terdapat 16 orang yang selamat.
Sementara 4 orang lainnya gugur dalam menjalankan misi penyelamatan pilot Susi Air.
Berikut daftar 20 prajurit TNI yang berhasil dievakuasi pasca serangan Separatis Teroris (KST) di Nduga, Papua.
Tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi 20 prajurit TNI pada Rabu (19/4/2023).
Empat di antara 20 personel TNI tersebut ditemukan meninggal dunia.
Informasi tersebut disampaikan Kapendam XVII/Cenderwasih, Kolonel Kav Herman Taryaman.
Baca juga: Status Operasi Militer di Nduga Naik Jadi Siaga Tempur Pasca KKB Papua Serang TNI dan 4 Gugur
Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini Kamis 20 April 202: Yesus Tunjukkan Integritas Sebagai Seorang Pelayan
"Puji syukur berkat dukungan, support dan doa dari semua pihak, bahwa Tim Gabungan TNI Polri berhasil menemukan 4 Prajurit TNI," kata Herman, Rabu (19/4/2023) malam, dikutip dari TribunPapua.com.
Herman mengatakan, empat prajurit yang ditemukan tewas itu termasuk Pratu Miftahul Arifin yang sebelumnya sudah dikonfirmasi meninggal dunia.
Dikutip dari TribunPapua.com, berikut daftar identitas 20 personel TNI yang berhasil dievakuasi:
Personel Selamat
Dari Yonif R 321/GT:
- Sertu Asep Prayoga (Satgas Yonif R 321/GT).
- Pratu Andi Yuliandi (Satgas Yonif R 321/GT).
- Pratu Agung Wahono (Satgas Yonif R 321/GT).
- Pratu David Arya (Satgas Yonif R 321/GT).
- Pratu Aditya (Satgas Yonif R 321/GT).
- Pratu Bayu (Satgas Yonif R 321/GT).
Dari Tim Candraca:
- Letda Inf Rovi (Tim 2 Satgas Candraca).
- Sertu Sadri (Tim 2 Satgas Candraca).
- Sertu Ipong (Tim 2 Satgas Candraca).
- Sertu Dewa (Tim 2 Satgas Candraca).
Baca juga: Daftar Nama 4 Anggota TNI Yang Gugur Ditembak KKB Papua, Dievakuasi ke RS Mimika
- Praka Abdilla (Tim 2 Satgas Candraca).
- Sertu Gabriel (Tim 2 Satgas Candraca).
- Letda Inf Albert (Tim 11 Satgas Candraca).
- Serda Rifki (Tim 11 Satgas Candraca).
- Serda Purba (Tim 11 Satgas Candraca).
- Pratu Lubis (Tim 11 Satgas Candraca).
Personel Tewas
- Jenazah Pratu Miftahul Arifin (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad.
- Jenazah Pratu Ibrahim (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad.
- Jenazah Pratu Kurniawan (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad.
- Jenazah Prada Sukra (Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad.
Status Operasi Militer Jadi Siaga Tempur
Status operasi militer di Nduga, Papua naik menjadi siaga tempur.
Naiknya status tersebut pasca terjadi baku tembak antara prajurit TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Sabtu (15/4/2023).
Baku tembak tersebut terjadi saat 36 personel TNI sedang mencari keberadaan Pilot Susi Air.
Pilot bernama Philip Mark Marthens itu masih disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca juga: KABAR DUKA: Empat Anggota TNI Tewas Saat Baku Tembak TNI vs KKB Papua
Satu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin tewas dalam baku tembak dengan KKB.
Selain itu, empat prajurit TNI belum diketahui keberadaannya dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menegaskan proses pencarian Pilot Susi Air masih akan dilakukan tim gabungan TNI-Polri.
"Jadi pihak negara Selandia Baru menyerahkan sepenuhnya proses pencarian pilot kepada TNI-Polri."
"Kita akan terus dan terus mencari keberadaan pilot," ungkapnya, Rabu (19/4/2023), dikutip dari TribunPapua.com.
Kendala dalam proses pencarian Pilot Susi Air yakni medan di Nduga yang sangat curam.
Ia akan meminta Pemkab Nduga, tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar agar KKB pimpinan Egianus Kogoya mau melakukan negoisasi pembebasan Pilot Susi Air.
"Titiknya saja belum diketahui tetapi tidak mematahkan semangat anggota untuk tetap melalukan pencarian," tandasnya.
Status Operasi di Sejumlah Daerah Ditingkatkan
Sebelumnya, Yudo Margono menjelaskan empat prajurit TNI yang menghilang setelah baku tembak dengan KKB masih dicari keberadaannya.
"Sampai saat ini kami masih mencari empat personel tersebut," tuturnya.
Sementara itu, jasad Pratu Miftahul Arifin juga belum dapat dievakuasi karena faktor cuaca yang tidak mendukung.
"Karena cuaca proses evakuasinya terhampat, tetapi sedang diupayakan," tandasnya.
Laksamana Yudo Margono menegaskan, proses pencarian terhadap Pilot Susi Air masih akan dilakukan meski ada prajurit TNI yang gugur dalam operasi pencarian.
Baca juga: Jasad Pratu Arifin Masih di Jurang, TNI Siaga Tempur Lawan KKB 4 Prajurit Masih Hilang Kontak
"Dengan kondisi saat ini, apalagi untuk daerah tertentu, kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Jadi operasi ini statusnya sudah ditingkatkan," tegasnya.
Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen Bambang Ismawan menjelaskan sejumlah kendala dalam mengevakuasi jasad Pratu Miftahul Arifin.
"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut," jelasnya, Senin (17/4/2023).
Selain itu, helikopter juga belum bisa diterbangkan ke lokasi jasad Pratu Miftahul Arifin.
Menurutnya medan yang tidak datar membuat proses evakuasi belum bisa dilakukan.
"Jadi untuk pengambilan jenazah helikopter kan kita tidak bisa langsung merapat. Karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar. Ya itu memang kendala utama," pungkasnya.
Pasukan dan Senjata akan Ditambah
Letjen Bambang Ismawan mengungkapkan ada kemungkinan Panglima TNI menambah pasukan untuk menghadapi KKB di Papua.
"Hari ini kan Panglima ke sana untuk melihat langsung di lapangan, apa yang dibutuhkan prajurit di lapangan."
"Nah itu nanti beliau kembali baru diputuskan misalnya tambahan pasukan," bebernya.
Ia mengaku tidak mengetahui berapa pasukan yang akan ditugaskan di Papua, namun kedatangan Panglima TNI untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
Hal ini dilakukan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono untuk memperkirakan jumlah pasukan yang dibutuhkan.
"Ya tambahannya berapa itu kan dilihat kebutuhan di lapangan. Ya itu ya. Bukan yang maksimal seperti itu tidak. Sesuai kebutuhan di lapangan saja," tuturnya.
Selain penambahan pasukan, diharapkan ada penambahan alutista untuk kebutuhan operasi.
"Kita lihat situasi di lapangan atau kebutuhan mungkin alutsista apa helikopter atau segala macam itu melihat kebutuhan."
"Nanti kita kabari berikutnya kalau ada perkembangan, mohon doanya ya," ungkapnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Ammar Zoni Disebut Genit ke TikToker Seksi Oklin Fia, Warganet: Jauh Baget Sama Irish Bella
Baca juga: Gerhana Matahari Hari Ini, Waspada Banjir Rob hingga Hujan Lebat Disertai Angin
Baca juga: Umpatan Kasar Denise Chariesta untuk Sang Kekaksih, Imbas Minta Tes DNA
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com