TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ketua DPC Gerindra Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Faisal Riza mengungkapkan bahwa nama-nama Bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) yang akan bertarung di DPRD Tanjabbar sudah diserahkan ke DPP.
"Alhamdulillah pendaftarnya cukup banyak, dan dari situ kemudian kita lakukan seleksi dan kita usulkan ke DPD Provinsi Jambi, dan sekarang prosesnya diminta untuk DPP," ujarnya, Rabu (29/3/2023).
Kini kata wakil ketua DPRD Tanjabbar tersebut DPC dan Bacaleg tinggal mempersiapkan berkas administrasi dan juga pertimbangan-pertimbangan dari DPP.
Meski begitu Faisal Rizal tetap menjaga calon-calon yang memang namanya belum masuk ke DPP juga harus siap untuk menggantikan jika ada bacaleg yang nantinya tidak memenuhi persyaratan administrasi.
"Misalnya nanti kelengkapan persyatatan calon dalam proses perbaikan tidak dilengkapi tentu kan kita harus menyiapkan penggantian calon-calon itu, samapi disitu kita persiapkan," ungkapnya.
Baca juga: Gerindra Tanjabbar Targetkan 6 Kursi DPRD, Inginkan Rebut Kembali Kursi Pimpinan
Jadi kata dia persiapan pencalegan DPC Gerindra Tanjabbar sudah matang, dan siap sampai pendaftaran Daftar Caleg Sementara (DCS) ke KPU pada 1-14 Mei mendatang.
DPC Gerindra sendiri menargetkan dapat meraih 6 kursi dan duduk sebagai pimpinan DPRD Tanjabbar, seperti yang pernah terjadi di 2014 lalu.
Dalam proses pencalegan ini DPC Gerindra Tanjabbar mengungkapkan selain kader internal, ada tiga elemen yang menjadi potensi untuk dapat meraih kursi di DPRD Tanjabbar.
Yakni pertama pensiunan dari birokrat, kedua kawan-kawan dari media, dan yang ketiga tentu dari para LSM, karena bagian dari kepedulain masyarakat.
"Itu yang menjadi tiga elemen yang kita harapkan, disamping juga tokoh masyarakat, tokoh ulama dan tokoh pemuda, serta juga tentu orang yang tetarik berjuang untuk masyarakat, Kami pasti melihatnya dari latar belakang," jelasnya.
Baca juga: Faizal Riza Reses di Tanjabbar, Warga Minta Perhatikan Infrastruktur dan Normalisasi Sungai Lahan
Tapi dengan itu kata dia bukan berarti kader internal Gerindra kalah bersaing, karena ada proses mekanisme perekrutan untuk menilai kelayakannya.
Termasuk melihat tingkat popularitas, elektabilitas dan akseptabilitas di masyarakat yang juga harus bisa dibuktikan.
"Kita ingin tentu kader terbaik, juga meskipun dari luar, begitu masuk ke Gerindra dan menjadi caleg kan tentu juga menjadi kader," pungkasnya.