Jauh sebelum terjun ke dunia politik, Wali Kota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir adalah seorang guru kimia. Ia tidak asing dengan dunia pendidikan. Pernah menjadi pengawas sekolah bahkan berkecimpung di dunia perguruana tinggi.
Saat wawancara bersama Tribun Jambi di ruang kerjanya, Ahmadi Zubir berkisah kariernya, termasuk pembangunan karakter manusia hingga sukses Sungai Penuh sebagai tuan rumah MTQ ke-51 Tingkat Provinsi Jambi awal November lalu.
Berikut petikan wawancara eksklusif Tribun Jambi bersama Wali Kota Sungai Penuh Ahmadi Zubir.
Bapak mengawali karier dari birokrat, pernah menjadi seorang guru, lalu menjadi kepala daerah. Ini bisa menjadi inspirasi. Bisa cerita bagaimana perjalanan karier bapak?
Semuanya saya ikuti seperti air mengalir. Saya menjadi guru lebih kurang tujuh tahun, dari keseriusan saya akhirnya saya dipanggil untuk menjadi pengawas. Saya enjoy saja menjadi pengawas sekolah selama 10 tahun, dan menjadi koordinator pengawas selama dua periode.
Lalu, pada 2010, saya mencalonkan diri sebagai Wali Kota Sungai Penuh.
Pada putaran pertama saya tertinggi perolehan suara, aturan pada saat itu tidak sampai 30 persen plus satu, maka untuk peringkat satu dan dua diulang pemilihan untuk putaran kedua. Dan saat putaran kedua itu kita kalah dan terima dengan baik.
Setelah itu saya kembali beraktivitas sebagai PNS, dan saya ditugaskan di Kesbangpol, saya enjoy di sana tidak pernah minta jabatan, bahkan ditawari pun saya tolak. Saya jika sudah membantu masyarakat saya puas dan ada kepuasan batin bagi saya jika telah membantu masyarakat.
Di samping itu saya juga bergerak di bidang akademisi, dan itu saya mulai sejak 1990 di akademisi. Saya bersyukur karena saya juga sudah sampai pada puncaknya, juga sebagai pimpinan perguruan tinggi bahkan termasuk yang terlama.
Baca juga: Kunjungan ke Sungai Penuh, Kepala BPOM Jambi Disambut Langsung Wali Kota Ahmadi Zubir
Bapak dilantik sebagai wali kota 25 Juni 2021. Sejak dilantik sampai sekarang, apa kira kira yang dirasakan sebagai kepala daerah?
Karena latar belakang saya sebagai guru dan juga sebagai birokrat tentu saya lebih memperhatikan masalah para generasi muda. Generasi muda harus kita dorong supaya tidak betul-betul bisa berprestasi. Saya tidak mau anak muda yang tidak ada keinginan dan pemerintah siap memfasilitasi. Dan latar belakang saya dari birokrat ini memudahkan saya untuk mengerakan mereka untuk bekerja.
Baca juga: Wako Ahmadi Pimpin Goro Akbar Songsong Pembukaan MTQ ke 51 Tingkat Provinsi Jambi
Terkait Kota Sungai Penuh juara ke-4 pada MTQ ke-51 Ttingkat Provinsi jambi, bagaimana ceritanya?
Semua itu berkat kerja sama kita semua. Oh ya, pada awalnya kami ditawari sebagai tuan rumah, jika tidak sanggup Kota Jambi siap melaksanakan.
Dan saya katakan Kota Sungai Penuh siap melaksanakan walaupun saya baru sebagai wako. Dan gubernur saat itu mengatakan, jika Sungai Penuh menolak, ini penolakan yang kesekian kalinya. Karena saya tidak ingin Kota Sungai penuh malu, makanya saya iyakan.
Setelah itu saya kumpulkan semua pejabat menyampaikan perihal rencana tersebut. Saat itu hampir semua teman teman meminta agar menolak sebagai tuan rumah karena takut gagal.