Punya Aset Miliaran, Kerabat Tak Yakin Keluarga yang Ditemukan Tewas di Kalideres Karena Kelaparan

Penulis: Darwin Sijabat
Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga empat orang yang ditemukan membusuk di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat tidak yakin meninggal karena kelaparan.

TRIBUNJAMBI.COM - Keluarga empat orang yang ditemukan membusuk di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat tidak yakin meninggal karena kelaparan.

Satu keluarga yang ditemukan tewas dalam rumah itu yakni tersebut yakni Rudyanto Gunawan (71) berstatus sebagai suami, Reny Margarethan Gunawan (68) berstatus sebagai istri, Dian Febbyana (42) berstatus anak, dan Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.

Berdasarkan penuturan keluarga bahwa pasangan suami istri yang ditemukan tewas itu pernah berjualan kue dan bekerja sebagai pekerja kantoran.

Sehingga kondisi ekonomi dari keluarga yang bermukim di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat tersebut terbilang mapan.

Dengan demikian, kerabat hingga tetangga meragukan dugaan penyebab kematian sekeluarga yang terdiri dari empat orang tersebut karena kelaparan.

Berdasarkan keterangan polisi dari hasil otopsi sementara menyebutkan bahwa keluarga tersebut ditemukan tewas dengan kondisi lambung kosong.

Meninggalnya satu keluarga tersebut diduga kelaparan karena tidak makan hari.

Baca juga: Kesal Dituding Sudah Bangkrut, Nikita Mirzani Pamer Enam Unit TV Dirumahnya: Kata Siapa Dijual?

Baca juga: Momen HUT Ke-77 Korps Brimob, Penembak Jitu Pukau Kapolda Jambi, Bidik Sasaran dalam Gengaman

Menurut Ris Astuti (64), adik kandung dari Margaretha Gunawan bahwa kecil kemungkinan ke empat korban tersebut tewas karena kelaparan.

"(Dugaan kelaparan) kecil menurut saya. Tapi enggak tahu juga. Misalnya benar, agak aneh juga, saya juga bingung," ungkap Ris di Polsek Kalideres pada Sabtu (12/11/2022) dilansir dari TribunJakarta.com, Senin (14/11/2022).

Sebab jika kelaparan dan tidak ada uang maka tidak akan mungkin kakaknya tidak akan meminta bantuan kepada tetangga atau keluarga.

"Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," sambungnya.

Ris juga mengungkapkan bahwa selama ini keluarga tersebut belum pernah meminta bantuan makanan atau uang untuk membeli makan.

Bahkan kata Ris bahwa kakaknya itu kerap mengirimkan makanan dan baju-baju kepadanya.

"Sebelumnya enggak pernah minta. Malah dulu suka ngasih dia. Waktu di Gunung Sahari (20 tahun lalu) itu suka ngasih dia," ungkap adik Margaretha Gunawan.

"Baik itu makanan, baju-baju, kalau kita ultah dikirimin paket," ungkap Ris.

Dia juga mengungkapkan bahwa kkondisi perekonomian keluarga Margaretha dan suaminya Rudyanto terbilang berkecukupan.

Handoyo (64) suami Ris juga mengungkapkan bahwa pasangan yang ditemukan meninggal bersama anak dan sepupu itu memiliki penghasilan yang mampu menopang kehidupan sehari-hari.

Sepengetahuan Handoyo bahwa Margaretha jualan kue, sedangkan Rudyanto bekerja sebagai pegawai di kantoran.

"Yang saya tahu, ibunya (Margaretha) dulu jualan kue. Bapaknya (Rudyanto) bekerja di kantoran," ungkapnya.

Baca juga: Warga akan Pilih Capres yang Didukung Jokowi? Berikut Hasil Survei Litbang Kompas

"Tapi anaknya (Dian) saya enggak tahu kerjanya apa," ujar Handoyo.

Namun untuk kondisi saat ini, Handoyo mengaku tak mengetahui perekonomian kakak iparnya itu.

Hal itu lantaran korban dan Handoyo beserta istrinya, Ris terakhir berkomunikasi 5 tahun yang lalu.

Apa yang mereka ketahui tentang kondisi perekonomian Margaretha itu adalah informasi masa lalu yang mungkin saja bisa berubah.

Untuk itu Handoyo dan Ris tak tahu secara pasti bagaimana kondisi perekonomian mereka saat ini.

Sepengetahuan mereka bahwa korban memiliki aset rumah dan mobil yang ditaksir mencapai miliaran Rupiah

Meski dugaan sementara keempat anggota keluarga itu tewas karena kelaparan, namun aset milik pihak korban justru seolah membantah motif tersebut.

Seperti disampaikan tokoh pemuda Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz.

Menurut Umar, harga rumah dan mobil milik keluarga korban di lokasi kejadian ditaksir miliaran rupiah.

Angka tersebut berasal dari taksiran harga rumah yang ditempati keluarga itu di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres.

Karenanya, dia tak yakin jika satu keluarga di Kalideres itu meninggal karena kelaparan.

“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” terang Umar, Sabtu (12/11/2022) lalu.

Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban.

Dia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.

Sementara, Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku bahwa korban sangat tertutup bukan hanya ke orang lain termasuk ke keluarganya sendiri.

Sebagai adiknya saja, Ris mengaku dirinya terakhir komunikasi dengan korban sekitar 5 tahun yang lalu.

"Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.

Ris berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Ia dengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah.

"Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.

Ragu akan Motif Kelaparan, Polda Metro Jaya Turun Tangan

Motif kelaparan di balik tewasnya satu keluarga di Kalideres juga disangsikan pihak Polda Metro Jaya.

Oleh karena itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun turun tangan membantu penyelidikan kasus yang dilakukan Polsek Kalideres dan Polres Metro Jakarta Barat.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menuturkan, pihaknya masih terus mendalami penyebab kematian keempat orang tersebut.

Termasuk menunggu hasil dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik guna mengungkap tewasnya satu keluarga itu secara akurat.

"Artinya, diksi kematian disebabkan karena kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan," kata Hengki, Minggu (13/11/2022).

Menurut Hengki, secara induktif, olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilaksanakan.

Sedangkan, secara deduktif, pihaknya juga mendalami informasi dari tetangga dan lainnya.

"Termasuk laboratorium cyber terkait alat bukti elektronik yang kami dapatkan," tutur Hengki.

"Namun, yang utama secara scientific crime Investigation, tim Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat masih terus mendalami dan menanti hasilnya, baik dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik," sambungnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Simak berita tgerbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Momen HUT Ke-77 Korps Brimob, Penembak Jitu Pukau Kapolda Jambi, Bidik Sasaran dalam Gengaman

Baca juga: Sarolangun Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi, Petakan Tiga Wilayah Rawan Bencana

Baca juga: Ada 69 Penderita HIV/AIDS di Merangin, Sony: Sudah Diberikan Obat Perlambat Penyebaran Virus

Berita Terkini