TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan mendadak menghilang usai dipanggil Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Pria yang karib disapa Iwan Bule tersebut diduga menghindari awak media yang sudah menanti dirinya dan keluar melalui pintu belakang Kementerian Polhukam, Jakarta.
Sekitar pukul 13.30 WIB, Iwan Bule beserta jajaran PSSI masih terlihat keluar dari ruangan untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah di masjid Kementerian Polhukam. Saat ditanya hasil rapat, Iwan Bule belum bisa menyampaikannya.
"Belum,belum. Ini masih lanjut. Ini break salat dulu, nanti ya (hasil rapat-red)," katanya.
Setelah salat Iwan Bule bersama Sekjen PSSI Yunus Nusi, Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto terlihat berbicang santai dengan dua anggota TGIPF, Suwarno dan Nugroho Setiawan. Sementara itu, Ketua TGIPF yang juga Menko Polhukam, Mahfud MD telah meninggalkan ruang rapat sekitar pukul 13.10 WIB.
"Ini bapak mau dipanggil Presiden dulu. Nanti ke sini lagi. Preskonnya nanti," kata salah satu petugas.
Namun saat jajaran pejabat PSSI keluar dari ruangan dan memberikan keterangan pada awak media sekitar pukul 15.10 WIB, batang hidung Iwan Bule tak nampak. Seperti diketahui, selain PSSI, Tim TGIPF juga memanggil tiga instansi lainnya yakni ketua LPSK dan tim pukul 09.00 WIB, Dirut PT LIB pukul 13.30 WIB dan Direktur Programing PT Indosiar pukul 15.00 WIB.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi akhirnya yang menyampaikan hasil rapat koordinasi bersama dengan TGIPF terkait tragedi Kanjuruhan. Salah satu hasil dari rakor tadi yakni PSSI diminta untuk penyempurnaan regulasi penyelenggaraan kompetisi.
"Yang penting penyempurnaan penyelenggaraan kompetisi Liga 1 yang nanti akan mendapatkan rekomendasi dari semua pihak terutama dari tim TGIPF ini. Nanti akan ada beberapa rekomendasi tentang perbaikan yang tentu kita akan kita kolaborasikan," kata Yunus Nusi.
Yunus Nusi menambahkan nantinya untuk penyempurnaan regulasi kompetisi juga bakal dibantu perwakilan FIFA. Perwakilan FIFA akan berkantor di Jakarta guna membantu PSSI, PT LIB dan Pemerintah.
"Akan ada supervisi dari FIFA, tadi malam FIFA sudah dengan kami. Kemudian hari ini akan ada komunikasi dengan FIFA dan FIFA berkomitmen akan memberikan dukungan baik itu kepada manajemen," kata Yunus Nusi.
Lebih lanjut, Yunus memastikan saat gelaran kompetisi Liga 1 berlanjut dipastikab akan ada regulasi-regulasi baru yang dirumuskan bersama FIFA. Salah satunya soal jadwal pertandingan malam hari yang tak akan lagi digelar untuk laga-laga sengit.
"Di dalam surat FIFA itu yang high risk, berisiko tinggi itu sebaiknya tidak dilaksanakan di malam hari, berarti mungkin Persib vs Persija jangan malam, Persebaya dengan Arema juga jangan malam," kata Yunus Nusi.
"Pasti akan ada regulasi baru dari hasil semua rekomendasi-rekomendasi kepolisian, termasuk dari tim TGIPF ini kita akan akomodir semua," tambah Yunus.
Juru Bicara PSSI, Ahmad Riyadh mengatakan dalam rapat tadi PSSI banyak mendapatkan masukan-masukan. Masukan tersebut pun bakal diimplementasikan PSSI guna menggelar kompetisi lebih baik lagi ke depannya sehingga kejadian Kanjuruhan tak lagi terulang kembali.
“Banyak masukan-masukan untuk kami, konfirmasi apa yang sudah dilakukan pssi dari perencanaan pertandingan sampai terjadinya tragedi Kanjuruhan. lalu ada masukan banyak kedepannya nanti akan ada lima rumusan untuk perbaikan ke depannya yang akan dikoordinasikan oleh tim kepolisian dan FIFA,” kata Ahmad Riyadh.
“Yang penting sinkron dan harmonis dengan aturan. Ke depannya tidak boleh ada kejadian seperti ini dan penonton akan nyaman dan aman pemain aman nyaman semuanya juga,” sambungnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai ketua Komite Wasit PSSI itu mengakui bahwa PSSI tidak sempurna. PSSI pun siap menampung masukan dari sektor manapun guna menjadikan kompetisi sepakbola lebih baik lagi ke depannya.
“Ada dari legalitas, sampai laporan match com diserahkan ke tim untuk dievaluasi apa yang kurang dan dibenahi,” kata Riyadh.
“Kita yakin tidak ada yang sempurna. PSSI tidak sempurna, pasti perlu masukan, perlu usulan dari seluruh lapisan masyarakat. Tokoh-tokoh sudah kumpul semua dan kami berharap ke depannya bisa lebih baik,” pungkasnya.
Hasil Investigasi
Menkopolhukam Prof Mahfud MD mengatakan, pihaknya dalam hal ini Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bakal menyerahkan hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan ke Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. Mahfud meyakini, penyerahan hasil investigasi itu akan dilakukan pada Jumat (14/10) setelah pihaknya melakukan analisis dari apa yang ditemukan selama melakukan investigasi.
"Besok mulai hari Rabu, Tim akan segera melakukan analisis sekaligus menyusun kesimpulan dan rekomendasi sehingga diharapkan laporannya bisa saya serahkan kepada bapak presiden pada hari Jumat pekan ini," kata Mahfud.
Dengan target penyerahan hasil investigasi tersebut, maka kata dia, perintah dari Presiden Jokowi untuk bekerja cepat dalam mengusut kasus ini bisa dilakukan. Bahkan, target itu diselesaikan lebih cepat dari apa yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi yakni hanya dalam kurun waktu 10 hari.
"Jadi kalau dulu kami minta satu bulan presiden menyatakan kalau bisa dua minggu, kami InshaAllah lebih cepat lagi 10 hari saja artinya hari Jumat ini sudah bisa diserahkan," tutur dia.
Sejauh ini, TGIPF kata dia, sudah melakukan pemanggilan terhadap para pihak terkait untuk dimintai keterangan. Adapun pihak yang dimaksud yakni, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), serta Host Broadcast Indosiar.
Nantinya hasil permintaan keterangan itu juga akan dijadikan bahan analisis sebelum akhirnya diserahkan kepada Presiden Jokowi. "Tim sekarang sedang mengkonfirmasi beberapa hal yang dinilai sebagai kelemahan atau kesalahan di dalam penerapan standar peraturan yang semestinya dilaksanakan dalam pelaksanaan pertandingan," ujar dia.
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi(MK) tersebut juga menyebut akan membuka kemungkinan tim yang dipimpinnya merekomendasikan terobosan hukum. Terobosan hukum tersebut, kata dia, untuk memastikan agar jalannya pertandingan sepak bola dan kompetisi nasional sepak bola berjalan sehat dan bertanggung jawab.
Ia mengatakan terobosan hukum tersebut akan direkomendasikan apabila nantinya disimpulkan bahwa Tragedi Kanjuruhan terjadi akibat kesalahan-kesalahan terkait peraturan perundang-undangan di dalam negeri.
"Bila ada sesuatu yang perlu dikoreksi terkait dengan aturan yang ditetapkan oleh FIFA di dalam pelaksanaan di lapangan dengan kami, maka konsolidasinya di tingkat kami akan kita bicarakan dengan pihak FIFA yang akan mengutus timnya ke sini untuk melakukan penataan ulang terhadap persepakbolaan di Indonesia," kata Mahfud.
"Tetapi bila kesalahan-kesalahan itu terkait dengan peraturan perundang-undangan kita di dalam negeri, maka kita akan merekomendasikan terobosan hukum baru untuk memastikan agar jalannya pertandingan sepak bola dan kompetisi nasional sepak bola berjalan sehat dan bertanggung jawab," sambung dia.
Saat ini, kata dia, TGIPF Kanjuruhan sedang mengkonfirmasi beberapa hal yang dinilai sebagai kesalahan dalam penerapan standar peraturan yang semestinya dilaksanakan dalam pertandingan "Tim sekarang sedang mengkonfirmasi beberapa hal yang dinilai sebagai kelemahan atau kesalahan di dalam penerapan standar peraturan yang semestinya dilaksanakan dalam pelaksanaan pertandingan," kata Mahfud.