Pemilihan Presiden 2024

Rumit Jika PKB Sodorkan Cak Imin ke Gerindra dan Prabowo. Dinilai Menaruh Cinta di 2 Partai Lainnya

Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Manuver partai politik dalan menjajaki mitra koalisi menghadapi Pemilu 2024 semakin meningkat. Hal itu bisa dilihat bagaimana para ketua umum partai politik terus menjalin komunikasi satu dangan yang lainnya.

Tentu, manuver para ketua umum parpol ini mengisyarakat bahwa mereka tidak mau 'ketinggalan gerbong' dalam mempersiapkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Terbaru, ada pertemuan yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Pertemuan santai di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta itu turut dihadiri jajaran elite Partai Gerindra dan PKB.

Elite kedua partai antara lain dari PKB tampak hadir Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu Jazilul Fawaid, Sekjen Hasanuddin Wahid, Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB Syaiful Huda, Anggota Komisi I DPR Taufiq Abdullah, dan Ketua DPP Lukmanul Khakim.

Sementara Prabowo didampingi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan jajaran DPP Partai Gerindra lainnya.

Usai pertemuan, Prabowo mengatakan bahwa komunikasi antara Gerindra dan PKB sudah berlangsung cukup intensif dalam beberapa bulan belakangan.

Sehingga, pertemuan tersebut menjadi titik puncak komunikasi kedua parpol itu.

"Alhamdulillah kita sudah mencapai titik-titik pertemuan, titik-titik kerjasama, titik-titik kesepakatan, di mana kita secara garis besar menyatakan keinginan kita masing-masing untuk bersama-sama, bekerja sama dengan erat untuk menghadapi tanggung jawab kenegaraan tersebut, yaitu Pilpres, Pileg, dan Pilkada tahun 2024," ujar Prabowo.

Menteri Pertahanan itu mengatakan bahwa antara dirinya dan Gus Muhaimin merupakan sahabat lama.

"Kita sebenarnya sudah melakukan diskusi intensif selama beberapa bulan ini. Namun, malam hari ini saya mendapat kehormatan menerima beliau, ketua umum PKB di Kertanegara Nomor 4 ini dan kita melanjutkan pembicaraan-pembicaraan yang intensif," tuturnya.

Menurut Prabowo, kerjasama Gerindra dan PKB dalam Pemilu 2024 dimaksudkan untuk kepentingan bangsa, mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil dan sejahtera.

"Tentunya kita semua sadar bahwa bangsa kita, negara kita akan menghadapi proses politik menjelang tahun 2024, pemilhan presiden, pemilihan legislatif, dan diujungnya pemilihan kepala daerah. Ini suatu tugas kenegaraan yang sangat serius, sangat penting, dan kami sebagai ketua umum partai yang punya kostituen dan pengikut yang cukup besar, tentunya kami sadar akan tanggung jawab tersebut," katanya.

Karena itu, untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya, komunikasi antara Gerindra dan PKB berjalan dengan intensif.

Bahkan, Prabowo menyebut komunikasi intensif juga dilakukan dengan partai-partai lain.

Sementara itu, Gus Muhaimin mengatakan bahwa PKB dan Gerindra siap bekerja sama secara utuh dan menyeluruh dalam menghadapi dan menyiapkan pilpres, pileg dan pilkada di 2024.

"Moga-moga kerja sama kita ini bisa terus dilanjutkan bersama partai-partai lain untuk menuju suksesnya pilpres, suksesnya pilkada, dan suksesnya pileg di 2024. Dan kita PKB dan Gerindra, visi dan tujuan perjuangan yang sama untuk NKRI yang lebih maju, adil, dan sejahtera," kata Gus Muhaimin.

Cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini mengatakan bahwa sebetulnya pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari silaturahmi dan pertemuan-pertemua yang secara intensif dilakukan jajaran pengurus DPP PKB maupun DPP Gerindra.

"Alhamdulillah malam ini semakin menguat kerja sama itu," ungkap Wakil Ketua DPR RI ini.

Dalam momen itu juga, Partai Gerindra dan PKB sudah mencapai kata sepakat untuk melakukan koalisi dengan nama Kebangkitan Indonesia Raya dalam menghadapi Pilpres, Pileg dan Pilkada Serentak 2024.

Koalisi ini pun mengusung jargon perpaduan antara nasionalis dan religius yang merupakan kombinasi dari kekuatan dua partai tersebut.

"Nasionalis-Religius, Religius Nasionalis," ujar Prabowo.

Pernyataan Prabowo tersebut langsung ditimpali Gus Muhaimin.

"Demi kebangkitan Indonesia Raya."

PKB Rumit Kalau Sodorkan Cak Imin

Pengamat politik dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, jika bicara tentang kemungkinan koalisi Partai Gerindra dan PKB tentu sangat mungkin.

Meski, kata Adi, sebelumnya PKB menyatakan terlibat cinta segitiga dengan PKS dan Demokrat. Dimana, sudah lama 'pacaran' diam-diam tapi setelah itu PKB menyatakan jatuh hati dan merasa cocok dengan Gerindra.

"Itu artinya apa, PKB ini merasa pacaran diam-diam dengan PKS dan Demokrat sudah lama, tapi 'nikahnya' ingin dengan Gerindra," kata Adi Prayitno kepada Tribun Network, Senin (20/6).

"Inilah yang saya sebut bahwa Muhaimin Iskandar dan PKB sedang menaruh cinta di banyak parpol, naruh cinta di PKS, naruh cinta di Demokrat dan harus cinta juga di Gerindra," tambahnya.

Adi pun menilai, sangat rumit membaca sikap politik PKB seperti apa, karena semya parpol di php (diberi harapan kosong) dan diajak 'menikah' di Pilpres 2024.

Ia juga menilai, bahwa sikap PKB itu tidak kondusif karena sampai saat ini Gerindra sekalipun ketika elite PKB begitu agresif menyampaikan pentingnya soal koalisi nasionalis dan religius antata PKB dan Gerindra. Namun, rasa-rasanya Gerindra masih bersikap dingin.

"Hanya elite PKB yang kemudian sepertinya cukup sumringah bahwa pertemuan Muhaimin dengan Gerindra sangat cocok kalau mereka itu lanjut ke pelaminan 2024," ucap Adi.

"Itu sulit berganti disampaikan oleh elite PKB. Tetapi tak ada satupun respons dari elite Gerindra yang secara definitif menyambut baik usulan untuk menduetkan antara Prabowo dan Muhaimin Iskandar," tambahnya.

Menurut Adi, ada 2 hal yang dicermatinya soal sikap Prabowo dan Partai Gerindra kepada PKB.

Adi menyebut, Prabowo masih terlihat sengat ingin maju bersama PDIP di 2024.

Apalagi, lanjut Adi, cemistri PDIP dan Gerindra tentu sangat kuat saat ini.

Kedua, Adi mengatakan, tidak kalah pentingnya adalah jika Prabowo tetap ingin maju di 2024, tentu membutuhkan sosok calon wakil presiden (cawapres) yang memilkki elektabilitas tinggi.

"Tentu jawabannya bukan Muhaimin Iskandar. Karena Prabowo saat ini elektabilitanya tidak bisa mengunci kemenangan," kata Adi.

Oleh karena itu, Adi menilai bahwa faktor cawapres sangat penting terutama sosok yang juga mucul secara signifikan di survei.

Kemudian, tak mengherankan kalau sikap agresif PKB yang selalu mengkait-kaitkan soal kemungkinan koalisi PKB dan gerindra hingga kemungkinan menduetkan Prabowo dengan Muhaimin itu terkesan masih ditanggapi dingin oleh Gerindra.

"Kenapa, karena Gerindra masih mempertimbangkan dua hal itu. Kelihatannya masih ingin bersama PDIP dan tentu cawapres yang elektabilitasnya bagus. Dan itu bukam Muhaimin Iskandar," jelas Adi.

"Jadi agak rumit sebenarnya menjelaskan soal kemungkinan koalisk PKB dan Gerindra dengan menduetkan Prabowo dan Cak Imin. Kecuali PKB ingin berkoalisi dengan Gerindra tapi tidak menyodorkan posisi cawapres. Mungkin sangat mudah dan Gerindra akan berterima kasih," tutup Adi.

 

Berita Terkini