Menurut dia, pertemuan itu menandakan bahwa komunikasi antara PDI-P dan Gerindra tetap terjaga dengan baik.
"Politik kita terlalu banyak membaca memproduksi teks dari simbol-simbol, lalu jadi ramai. Sebenarnya ini hal yang biasa saja," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
"Apalagi Bu Mega dan Mbak Puan, dengan Pak Prabowo komunikasinya selama ini sangat cair dan bahkan ketika berkontestasi silaturahminya tetap baik, dan itu tetap dijaga."
Dahnil berharap pertemuan itu dimaknai sebagai bahan pembelajaran positif kepada semua pihak soal dinamika politik, antara Megawati dan Prabowo yang sempat berbeda pandangan.
Usung Prabowo bersama PDI-P
Jauh sebelum pertemuan itu, suara-suara koalisi antara PDI-P dan Gerindra sudah mengemuka.
Pada 27 Mei 2021, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani membuka sinyal koalisi dengan narasi Prabowo akan diusung bersama dengan PDI-P.
"Hubungan kita yang baik dengan PDI-P, saudara-saudara semua tahu. Sejak beliau belum ditetapkan Menhan sampai sekarang, baik, tidak ada masalah," katanya.
"Jadi kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDI Perjuangan," sambungnya.
Hasto juga memberi lampu hijau atas kemungkinan koalisi PDI-P dan Gerindra.
"Kami membuka diri, pernyataan dari Mas Muzani mungkin karena melihat bagaimana kedekatan hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto dalam sebuah diskusi yang digelar PARA Syndicate, sehari setelah pernyataan Muzani.
Juni 2021, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga menyebut pihaknya terbuka berkoalisi dengan PDI-P pada Pilpres 2024.
Namun, sejauh ini keputusan untuk membicarakan koalisi saat Pemilu belum dibahas internal partai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca juga: 30 DPD Partai Gerindra Solid Dukung Prabowo Subianto Jadi Calon Presiden Lagi
Baca juga: Alasan Partai Gerindra Belum Putuskan Prabowo Jadi Capres di Pilpres 2024
Baca juga: Ganjar Pranowo Enggan Jawab Ajakan Partai Golkar Untuk Pilpres: Itu Urusan Bu Mega