TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Warga Desa Rantau Gedang kecamatan Bathin VIII, Sarolangun berkumpul di lapangan desa untuk mengelar kendurian.
Momen spesial peringatan tahunan ini dihadiri sejumlah tokoh adat, tokoh agama tokoh pemuda dan petinggi desa hadir dalam kegiatan itu.
Kenduri ini merupakan salah satu kegiatan lokal yang dilakukan warga setempat untuk menjaga tradisi, dengan tujuan meminta kepada Tuhan (Allah) agar negeri aman dan masyarakat sejahtera yang dikemas dengan budaya adat lokal setempat.
Selain itu pula, dalam acara adat tersebut juga dilakukan penyerahan berupa Tombak, Canang dan suatu benda berbalut kain putih yang tak dapat dilihat hal layak ramai diserahkan kepada kepala desa baru.
ketua adat desa Rantau Gedang Safawi menceritakan, bahwa adat bersandi sarak sarak bersandi kitabullah yang wajib dijaga sebagai dan dilestarikan sebagai sendi atau pondasi masyarakat, dalam menjalankan segala aktivitas.
"Ini budaya dan tradisi kita yang harus terus kita lestarikan atau kita jaga, jangan sampai hilang. Sebab ini acuan dan aturan yang juga dituntun oleh agama kita Islam dalam kehidupan kita," katanya, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: Warga Desa Rantau Gedang Sarolangun Potong 37 Hewan Kurban, Tiap Orang Dapat 3,7 Kilogram
Baca juga: Menikmati Senja di Taman Tepian Cik Minah Sarolangun, Objek Wisata dengan Beragam Keindahan
Baca juga: Angka Karhutla Sarolangun Tercatat Menurun pada Oktober, Patroli dan Hujan Sangat Membantu
Dia juga berpesan agar masyarakat hidup rukun dan damai, jika ada silang sengketa masalah haruslah mengedepankan kekeluargaan yang bersendikan adat dan sarak serta tuntunan agama.
"Kami sebagai pengurus adat siap berdiri dengan bijak dengan adil dalam setiap permasalahan yang ada dalam desa kita ini, oleh sebab itu mari kita sama menjunjung tinggi agama dan adat yang sudah ditetapkan oleh para pendahulu kita," pesan ketua adat.
Para petinggi desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta para pemuda menjunjung Pseko adat yang ditauhkan ke kepala mereka. Dengan tujuan agar segala amanah yang diberikan dapat dijunjung tinggi dan dipertanggung jawabkan.
Selain itu, serah terima Pusako kepada pemimpin terpilih yakni kepala desa setempat dan perangkatnya, disaksikan oleh para tokoh adat, ninek mamak tuo tau, cerdik pandai alim ulama dan para tokoh pemuda serta kaum ibu seluruh masyarakat yang hadir.
Kepala Desa Rantau Gedang, Zulman Manap mengatakan, dalam rentetan acara tahunan desa dimulai dengan penyerahan pusaka kepada pemimpin desa yang baru.
"Ini adalah acara peninggalan dari leluhur nenek moyang desa rantau gedang, budaya untuk memperkuat dan menyeimbangkan antara adat istiadat serta agama," katanya.
Menurut dia, sebagai daerah yang menjunjung tinggi kebudayaan sepatutnya melestarikan peninggalan dari nenek moyang. Syukuran dan doa bersama pun mengiringi rangkaian kegiatan tersebut.
"Tujuannya kita sama-sama berdoa dilapangan memohon kepada Allah SWT semoga desa rantau gedang ini kedepan lebih baik, aman, nyaman dan tentram," ungkapnya.
Baca juga: Bupati Musi Banyuasain Ditangkap, Firli Bahuri Tegaskan KPK Tidak Tebang Pilih
Baca juga: Cara Mengatasi Kolesterol Tinggi pada Penderita Diabetes Tanpa Obat, Cukup Tidur dan Kelola Stres
Mereka juga meminta untuk dimudahkan pintu rezeki, dan diakhir penghelatan turut penyerahan benda pusaka dari nenek moyang desa rantau gedang.
"Siapa yang terpilih sebagai pemimpin pusaka tersebut diserahkan kepada kepala desa terpilih untuk dirawat dan dijaga dengan baik," ujarnya.
Dia menambahkan, acara makan bersama menambahkan kebersamaan antara keluarga dan tetangga di desa Rantau Gedang.
(Tribunjambi/rifani halim)