TRIBUNJAMBI.COM - Hingga kini pandemi covid-19 masih terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Bahkan varian baru Covid-19 ini sudah masuk di tanah air.
Beberapa orang terpapar virus varian baru yang disebut lebih berbahaya.
Varian tersebut adalah varian Delta.
Pertama kali diidentifikasi di India dengan potensi menularkan lebih cepat dan lebih mematikan.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Mike Ryan yang merupakan Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan World Health Organization (WHO).
Ia menyebutkan bahwa varian Delta menjadi varian paling dominan di seluruh dunia.
Varian Delta yang sangat menular adalah jenis virus corona tercepat dan terkuat yang pernah ada dan akan mengambil orang yang paling rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.
“Varian Delta ini lebih cepat, lebih bugar daripada varian sebelumnya, dan oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risik tertinggi,” kata Ryan.
Bahkan WHO menyebut bahwa varian Delta sebagai varian yang jadi perhatian bulan lalu.
Sebuah varian dapat diberi label sebagai 'perhatian' jika terbukti lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin.
"Varian Delta sekarang menggantikan Alpha, varian yang sangat menular yang melanda Eropa dan kemudian AS awal tahun ini," ujar Dr. Paul Offit, Direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia dikutip Tribunnews dari CNBC News, Kamis (24/6/2021).
Maria Van Kerkhove, Pejabat Teknis WHO untuk Covid-19 mengungkapkan varian Delta kini telah menyebar ke 92 negara.
Baca juga: Kabar Baik, Pemerintah Beri Bantuan STB Bagi Masyarakat Miskin Untuk Menyaksikan Siaran TV Digital
Varian ini menyumbang setidaknya 10% dari semua kasus baru di Amerika Serikat.
Baru-baru ini Inggris juga melihat varian Delta jadi strain dominan di sana.
Hal ini melampaui varian Alpha yang pertama kali terdeteksi disana.
Varian Delta saat ini membuat lebih dari 60% kasus baru di Inggris
Ia mengatakan ada laporan bahwa varian delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut.
Namun ada tanda-tanda varian Delta dapat memicu gejala yang berbeda dari varian lainnya.
"Tidak ada varian yang benar-benar menemukan kombinasi penularan tinggi dan mematikan, tetapi varia Delta adalah yang paling mampu dan tercepat dan terkuat dari virus-virus lainnya,” kata Maria.
Maria mengungkapkan jika saat ini belum ada vaksin yang tepat untuk melindungi dari bahaya varian Delta.
WHO telah mendesak negara-negara kaya, termasuk Amerika Serikat untuk menyumbangkan dosis vaksinnya.
Studi menunjukkan varian Delta 60% lebih mudah menular daripada Alpha yang sebelumnya disebut lebih menular daripada jenis asli yang muncul dari Wuhan, Cina pada akhir 2019.
SUMBER: Tribun Sumsel
Baca juga: Sebelum di Ikatan Cinta Rupanya Surya Saputra Pernah Jualan Kerak Telor, Videonya Diungggah Istri