Sahabat Rasulullah

Khubaib bin Adi Sahabat Nabi yang Syahid di Tiang Salib, Dikepung Ratusan Pemanah

Penulis: Deddy Rachmawan
Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pedang Zulfikar, pedang Nabi Muhammad SAW yang diwariskan ke Ali bin Abi Thalib.

TRIBUNJAMBI.COM - Khubaib bin Adi adalah sahabat Nabi yang disebut sebagai mahaguru baru tentang seni pengorbanan.

Ia menemui Tuhannya dengan tragis karena siksaan kaum kafir.  Ia gugur sebagai syuhada di tiang salib.

Meninggalnya Khubaib bin Adi bermula dari dendam kaum Quraisy dari Bani Harits.

Diceritakan dalam buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khalid, saat perang Badar, Khubaib bin Adi berhasil membunuh Al Harits bin Amir bin Naufal.

Dari sanalah dendam bermula.

Saat Rasulullah saw menugaskan 10 orang sahabat untuk memata-matai  kaum Quraisy  tak dinyana, keberadaan sahabat Nabi tersebut diketahui oleh kaum Quraisy Bani Hayyan.

Mereka menjadikan kesempatan itu untuk memburu Khubaib bin Adi.

Pendek cerita, Khubaib bin Adi dan sahabat Nabi lainnya terkepung di lereng gunung.

Tidak tanggung-tanggung ada seratus pemanah mengepung mereka.

Delapan dari 10 sahabat Nabi akahirnya gugur. Tinggallah Khubaib bin Adi dan Zaid bin Datsinah ra.

Bani Hayyan menjual dua sahabat Nabi yang mulia itu ke Bani Harits bin Amir.

Mereka dendam karena keluarganya mati saat perang Badar.

Penyiksaan pun dimulai.

Pertama kaum musyrikin membunuh  Zaid ibn Datsinah ra.

 “Dengan cara ini, mereka mengira akan bisa menguasai pikiran Khubaib dan membuatnya lemah. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa Allah Yang Maha Penyayang telah meneguhkan Khubaib dengan menurunkan ketenangan dan rahmat-Nya kepadanya. Karena keteguhan iman Khubaib itu, mereka tidak henti-hentinya menyiksa dan menjanjikan akan melepaskannya jika ia bersedia kufur terhadap Muhammad, setelah kufur kepada Tuhan yang ia imani. Akan tetapi, usaha mereka itu tidak lebih seperti orang yang berusaha menjatuhkan matahari dengan lesatan anak panah”. Tulis Khalid Muhammad Khalid.

Dikisahkan begitu mereka sampai di tempat penyiksaan, Khubaib bin Adi meminta izin kepada mereka untuk menunaikan shalat dua rakaat.

Mereka pun mengizinkan.

Khubaib telah menunaikan shalat dua rakaat dengan khusyuk, damai.

Lalu dia mengatakan “Demi Allah, kalau bukan karena nanti kalian mengira bahwa aku takut pada kematian niscaya aku akan menambah shalatku”.  

Baca juga: Sahabat Nabi yang Digelari Bapaknya Orang Miskin, Sosoknya paling mirip dengan Rasulullah

Baca juga: Khalid bin Said, Sahabat Nabi yang Bermimpi Masuk Neraka dan Ditarik oleh Rasulullah

Baca juga: Berakhirnya Perang Jamal, Saat Sahabat Nabi Thalhah bin Ubaidilah Dipanggil oleh Ali bin Abi Thalib

Khubaib memandangi wajah mereka dengan tajam kemudian melantunkan bait syair berikut:

Aku tidak peduli selama terbunuh sebagai seorang muslim

Mati seperti apa pun, kematianku itu di jalan Allah

Sungguh tempat kembaliku hanya Allah

Jika Dia menghendaki. Dia berkahi setiap sendi-sendi tubuhku yang terpotong.

Khalid Muhammad Khalid menyebut mungkin ini adalah yang pertama kali dalam sejarah bangsa Arab ketika mereka menyalib seseorang dan membunuhnya di atas tiang salib.

Begitulah Khubaib menemui ajalnya.

Ia tetap bahagia dan keimanannya tak surut walau nyata kekerasan yang ia alami.

Ia adalah anak Madinah dan sahabat Anshar yang selalu mondar-mandir untuk bertemu Rasulullah sejak beliau hijrah ke kota mereka.

Ia beriman kepada Allah, Tuhan semesta alam. Ia adalah pemuda yang periang, berhati jernih, kuat imannya, dan segar nuraninya.

Berita Terkini