Empat Pasukan Elite Telah Bergabung dalam Satgas Nemangkawi, Irjen Argo Yuwono: Utamakan Dialog

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJAMBI.COM - Pihak TNI dan Polri sudah mengidentifikasi 9 kelompok KKB itu dan mengunci pergerakan kelompok yang kini diberi label teroris oleh pihak pemerintah.

Total sebanyak Empat wilayah yakni, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua yang menjadi areal operasi KKB Papua yang terdiri dari 9 kelompok.

Hingga kini ada 4 pasukan elite yang bergabung bersama Satgas Nemangkawi di Papua, untuk meneradam aksi dan teror dari KKB Papua.

Adapun 4 pasukan yang diutus uakni, Pasukan Setan atau yang kerap disebut sebagai Yonif 315 Gadura, kemudian Pasukan Macan Kumbang atau kerap disebut Yonif Mekanis 121 Macan Kumbang, dan terakhir adalah Yonif Raider Khusus , Selain Satgas Nemangkawi yang di pimpin Dua Jendera yakni, Brigjen TNI Tri Budi Utomo, wadanjen Kopassus, dan Brigjen Pol Rocyke Harry Langie

Baca juga: Lelang Tiga Jabatan Pratama Tinggi Pemkab Batanghari, Belasan Pendaftar Sudah Sampaikan Berkas

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Tebo Baru Mencapai 30 Persen

Baca juga: Kemenag Provinsi Jambi Masih Tunggu Info Resmi Soal Indonesia Tak Dapat Kuota Haji Tahun 2021

Ada Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam atau Yonif Raider 613/Raja Alam yang melakukan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile Koops Pinang Sirih 2021 di Puncak Jaya Papua. Dan akan bertugas di sekitaran wilayah Kabupaten Mimika, Asmat dan Mappi. Gantikan Yonif 756.

Meski mengklaim sudah membuat KKB Papua makin terdesak di Puncak, namun Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, pihaknya tetap memberikan kesempatan kepada 9 Kelompok KKB Papua itu untuk kembali ke pelukan NKRI.

Mereka adalah warga negara Indonesia dan berhak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia.

Kabid Humas Polri Irjen Argo Yuwono, seperti dikutip Sripoku.com dari Tribunnews, Rabu (2/6/2021) menyatakan, bedasarkan arahan dari Presiden Jokowi, pihaknya mengutamakan dialog dan komunikasi dan merangkul mereka untuk kembali ke pelukan NKRI.

Sejauh ini ada 4 kabupaten yang masih rawan adanya operasi 9 kelompok teroris KKB Papua. Keempat kabupaten itu adalah Intan Jaya, Puncak, Nduga dan Mimika.

Argo mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan kepala daerah di empat wilayah yang masih rawan tersebut. Hal itu untuk mendengarkan aspirasi dari KKB Papua.

"Kemarin sudah kita kumpulkan, kita ajak dialog." kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/5/2021).

Menurut Argo dialog lebih dulu dilakukan dengan pemerintah setempat.

"Ada bapak bupati, para bupati yang kira-kira rawan terhadap KKB," ujarnya.

"Bupati ini kita ajak, kita ajak dialog, kita tanya apakah permasalahan yang ada di sana. Apa yang dimau oleh masyarakat itu apa, terutama KKB," jelasnya.

Sebab, menurut Argo, hasil dialog ini, akan langsung sampaikan kepada presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan dicarikan solusi terbaik dalam penyelesaikan aksi-aksi teroris di Papua.

"Intinya bahwa para bupati itu kita ajak, kita dialog kita ajak ngomong untuk menyelesaikan masalah. Jadi siapa tahu nanti dari kelompok yang ada di Papua sana bisa turun dan dia bergabung membangun Papua lebih baik," pungkasnya.

Nemangkawi Terus Pantau Pergerakan KKB

Sementara itu, Satgas Nemangkawi terus melakukan pantuan terhadap aksi-aksi KKB Papua, tak hanya pergerakan mereka di hutan dan penggunungan Papua, tetapi pergerakan di sosial media dan terutama pihak-pihak yang snegaja menebas teror dan membuat resah.

"Menjaga NKRI menjadi harga mati. Kami terus memburu mereka (KKB) dengan segala resiko yang ada. Penegakan hukum di atas segala-galanya. Papua harus hidup damai, sejahtera dan keluar dari ancaman serta teror yang terus menerus menakuti masyarakat di Papua," kata Kepala Operasi Nemangkawi Brigjen Pol, Roycke Harry Langie.

Menurut Rocky, KKB menyebarkan informasi palsu untuk melakukan provokasi supaya masyarakat di Papua tidak menerima kehadiran TNI dan Polri. Hal ini sangat tidka baik, padahal niat tulus pemerintah sudah jelas untuk membuat Papua aman dan menjalankan pembangunandi Papua.

"Tim cyber kami terus memantau dan melakukan penangkapan kepada siapapun yang menyebarkan informasi sesat ke masyarakat. Ujaran kebencian yang menyebar hoax genosida ras Papua melalui media sosial selalu mereka lakukan. Ini yang kami antisipasi," ujar Rocky.

Berikut ini 4 Pasukan Khusus yang diutus pihak TNI Polri di Papua:

1. Satgas Nemangkawi

Satgas Nemangkawi di pimpin Dua Jendera yakni, Brigjen TNI Tri Budi Utomo, wadanjen Kopassus, dan Brigjen Pol Rocyke Harry Langie.

Tim merupakan tim gabungan dari TNI dan Polri, semuanya merupakan orang-orang pilihan dari lingkungan keprajuritan TNI, dan juga dari personel Polri.

Para Satgas ini merupakan prajurit dan anggota polisi yang menguasai kemampuan anti teror dan skill dalam pertempuran.
===

2. Pasukan Setan

Bukan Pasukan Setan, demikian bantahan dari Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, terkait dengan julukan dari Pasukan Garuda Siliwanti atau Batalyon Infanteri 315/Garuda Kodam II Siliwangi.

Sebab, Pasukan Garuda Siliwangi adalah pasukan elite TNI yang bergerak dan datang dengan misi perdamaian, mengayomi masyarakat Papua dan menciptakan keamanan.

"Bukan Pasukan Setan, tidak ada julukan itu, dan itu hanya julukan dari media sosial. Yang ada Batalyon 325/Garuda Kodam II Siliwangi," ujar Pangdam.

Sehingga menurut Yogo, yang datang bukan Pasukan Setan tetapi pasukan elite TNI yakni Pasukan Garuda Siliwangi untuk misi perdamaian dan menciptakan dan menjaga kemanan di Papua.

"Batalion 315 itu motonya Garuda, dan tidak ada pasukan setan," ujar Yogo.

Seperti diketahui, Pasukan Setan yang berangkat dengan KRI Banjarmasin, sebenarnya merupakan pasukan elite TNI dengan nama Pasukan Garuda Siliwangi, maka tak heran jika Pangdam memberikan klarifikasi.

Sebab julukan itu sangat tidak sesuai dengan misi yang dibawa oleh Pasukan Garuda Siliwangi.

Seperti diketahui, Pasukan Garuda Siliwangi, merupakan pasukan elite TNI, pasukan ini memiliki keistimewaan.

Sebab, mampu membaca situasi dan mengatasi medan perang dengan cepat.

Mampu melakukan penyelidikan dengan cepat dan memiliki skill mumpuni sebagai seorang prajurit, baik itu bertempur dalam hal perorangan atau individu maupun secara tim.

Pasukan Garuda Siliwangi juga mampu bergerak cepat dan terbiasa menghadapi kondisi pepat di hutan Papua.

Wajar jika kedatangan Pasukan Setan ini membuat resah KKB Papua, terutama kelompok Lekagak Telenggen.

Hanya saja, diam-diam pasukan elite TNI yang tiba di Papua ini, tidak meladeni tantangan KKB Papua, tetapi fokus melakukan pengamanan, mempercepat pembangunan dan mendekat masyrakat Papua.

Pengalaman 'Pasukan Setan' sudah teruji, seperti terbukti dan berhasil menghadapi dan menundukkan kelompok separatis. Diharapkan keberangktan Pasukan yang bisa Bergerak Cepat Bak Siluman ini bisa cepat menuntaskan perlawanan KKB Papua.

Berikut ini beberapa kemampuan khusus dari Pasukan Setan, yang kerap disebut sebagai pasukan elite seperti dilansir Sripoku.com, dari kompas.com dan situs resmi TNI AD.

1. Kemampuan Menguasai 3 Matra

Pertama Bergerak cepat didarat, jago bertarung di perairan, dan udara, terutama saat terjadi medan pertempuran sesungguhnya.

2. Teknik Pertempuran yang Mumpuni

Kedua, Menguasai teknik dan taktik pertempuran secara berkelompok maupun perorangan.

3. Mampu melacak musuh dengan tepat

Ketiga Kemampuan mengendus atau mencium musuh dengan baik.

4. Memiliki kemampuan menguasai medan pertempuran dengan cepat

Lalu keempat Cepat menguasai medan pertempuran dan menjadikan landasan tempur.

5. Dilengkapi Skil Bela diri dan seorang anggota Pasukan Setan sudah melewati Tes IQ dengan kecerdasan di atas rata-rata.

Seperti diketahui, poin Kelima Memiliki kemampuan olah bela diri dan kekuatan fisik di atas rata-rata, serta kecerdasan dan ketepatan membaca situasi.

6. Sniper

Keenam Jago menembak runduk atau Sniper.

7. Jago Berperang di Hutan

Ketujuh Serta mampu bertempur dalam pepat hutan belantara seperti di Papua, di mana petugas kesulitan mengatasi medan terjal dan pepatnya hutan Papua yang kerap dimanfaatkan KKB Papua yang lebih menguasai medan untuk meneror TNI dan Polri.

Berita Terkait Lainnya

Sumber : SRIPOKU

Berita Terkini