Partai banteng, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sedang jadi perbincangan.
Apalagi kalau bukan karena manuver Ketua Bidang Politik dan Keamanan Dewan Pengurus Pusat PDIP, Puan Maharani.
Sabtu (22/5) lalu bertepatan dengan puncak rangkaian acara HUT ke-48 PDI Perjuangan, ia memberi pengarahan kepada kader partai itu di Jawa Tengah.
Acara dihelat di Panti Marhaen, kantor DPD PDIP Jateng, di Kota Semarang.
Tentu saja nama Ganjar Pranowo sangat erat dengan dua entitas itu; PDIP dan Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo adalah kader PDIP yang kini Gubernur Jawa Tengah. Yang bikin heboh, Ganjar tak diundang di acara itu.
Belum lagi pernyataan lugas Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto yang secara terang-terangan menyebut Ganjar sudah keterlaluan.
Ia menyebut Ganjar terlalu berambisi untuk menjadi calon presiden.
Tak sampai di situ, Puan di acara itu bahkan terkesan menyindir Ganjar Pranowo yang aktif di media sosial.
Puan Maharani menyindir bahwa pemimpin jangan hanya di bermain di media sosial. Sekalipun itu diperlukan, Tapi harus nyata kerja di lapangan.
Apakah ini ganjaran dari partai untuk Ganjar? Bisa saja ada yang menafsirkan seperti itu. Belum lagi kalau melihat pernyataan-pernyataan sejumlah petinggi PDIP tersebut.
Partai politik, sejatinya adalah instrumen dalam demokrasi. Partai tentu bangga bila memiliki kader yang menonjol.
Namun sudah jadi rahasia umum, partai kadang justru mempertontonkan demokrasi rasa “oligarki”.
Baca Berita Jambi lainnya
Baca juga: Korban Pembunuhan di Bagan Pete Ternyata Pengusaha Koperasi, Parang dan Magazine Ditemukan Terpisah
Baca juga: Ada Kader Tidak Bahagia Elektabilitas Ganjar Pranowo Sangat Tinggi Hingga Tak Diundang ke Acara PDIP
Baca juga: Ganjar Pranowo Pilih Bersepeda saat tak Diundang PDIP, Puan Maharani Beri Sindiran Menohok
Baca juga: Polsek Rimbo Bujang Periksa Pihak Objek Wisata Rivera Park Terkait Melawan Petugas
Partai kadang seolah-olah menjadi warisan bagi keluarga. Politik dinasti. Maka, iklim demokrasi di partai pun sesungguhnya bisa menjadi cerminan nantinya.
Apa yang sedang dipertontonkan oleh PDIP ini sebenarnya adalah fenomena jamak.
Dan jangan heran, akan kita temui di partai lain di kemudian hari. Apakah ini ganjaran bagi Ganjar, tergantung Ganjar menyikapinya. (*)