TRIBUNJAMBI.COM - Kasus petasan maut terjadi lagi di Indonesia. Kali ini terjadi di Mirit, Kebumen, Kawa Tengah.
Kejadian petasan maut merenggut nyawa pemuda bernama Taufik Hidayat (27).
"Tidak bergerak. Darah di mana-mana. Sampai saya tidak bisa mengenali wajah anak saya," ungkap Untung, mengungkap kematian sang putra dengan penuh kesedihan.
Kejadian petasan maut menewaskan pemuda terjadi jelang buka puasa terakhir Bulan Ramadhan 2021, Rabu (12/05/21), sore kemarin.
Nahas, ledakan petasan itu menyebabkan tiga korban jiwa dan menyisakan duka mendalam bagi Untung (55).
Buah hatinya yang bernama Muhammad Taufiq Hidayat (27) meninggal dunia akibat ledakan
yang terjadi menjelang waktu berbuka puasa terakhir, sekitar pukul 17.30 WIB, Rabu 12 Mei.
"Saat kejadian, saya tidak di rumah.
Saya berada di belakang rumah," kata Untung.
Ledakkan pun terjadi. Suara ledakkan menggelegar,
memecah kedamaian senja di kampungnya.
Untung terkesiap, darahnya berdesir, firasat buruk memenuhi hatinya
saat sadar suara tersebut berasal dari arah rumahnya.
Baca juga: Viral Puluhan Mayat Mengapung di Sungai Gangga India, Diduga Korban Virus Corona Covid-19
Baca juga: Perang China Vs AS Diprediksi Bukan Terjadi di Laut Melainkan di Darat, Lokasi Ini Wajib Diwaspadai
Lintang-pukang Untung berlari ke arah suara.
Pemandangan mengerikan tergambar di depan matanya.
Ledakan mercon atau petasan. Kali ini terjadi di Ngabean Kebumen tewaskan 3 pria jelang buka puasa terakhir kemarin, Rabu 12 Mei. (surya.co.id/mohammad romadoni)
Tubuh para korban bergelimpangan.
Darah di mana-mana.
Bahkan beberapa korban tak dapat dikenali wajahnya.
"Sudah pada tergeletak.
Tidak bergerak. Darah di mana-mana.
Sampai saya tidak bisa mengenali wajah anak saya," ungkap dia.
Untung mengungkapkan, putranya dan beberapa pemuda sekitar sengaja merakit petasan
untuk memeriahkan momen Lebaran.
Mereka membuat sendiri selongsong petasan dari kertas bekas hanya berdasarkan pengalaman.
Bahkan, Untung tidak pernah tahu anaknya mendapatkan serbuk petasan dari mana.
Putranya, lanjut Untung, baru saja pulang dari perantuan.
Beberapa hari sebelumnya, ia sempat menegur anaknya untuk tidak membuat petasan,
karena lingkungan sekitar tidak semuanya suka dengan suara petasan.
Namun, kemeriahan yang direncanakan berubah menjadi petaka.
Ia bersama dengan tujuh pemuda lainnya menjadi korban ledakan petasan.
Korban meninggal masing-masing bernama Muhammad Taufik Hidayat (27), Rizky (19) dan Sugiyanto (23).
Sedangkan korban luka-luka yakni Bambang priyono (29), Rio Dwi Pangestu (22), Alib (24), Irwan (25) dan Ratna.
SUMBER: Tribun Batam
Baca juga: Wajar Saja KKB Papua Berani Tantang TNI Polri Untuk Memburunya, Markas Teroris Itu Dikenal Berbahaya
Baca juga: VIDEO Ketika David Beckham Ucapkan Selamat Lebaran 2021 Menggunakan Bahasa Indonesia, Begini Jadinya