"Semua peningkatan (serangan) yang kita lihat sekarang memiliki target politik yang jelas dari sudut pandang Netanyahu, dan dia siap melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaannya termasuk pembantaian yang akan kita lihat di Gaza," kata Shehadeh.
"Apa yang terjadi di sini adalah keputusan politik yang jelas bahwa Netanyahu bertanggung jawab untuk mempertahankan kekuasaan."
Pembaruan pukul 10:07 GMT; Ribuan Tentara Israel diperintahkan untuk memobilisasi
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Benny Gantz meminta bantuan pasukan di dekat pagar dengan Gaza.
Gantz memerintahkan mobilisasi 5.000 tentara Israel untuk "memperdalam pertahanan depan rumah," kata pernyataan itu.
Pembaruan pukul 09:41 GMT; Dua tewas dalam serangan baru Israel di Gaza
Kantor berita Maan melaporkan sekira dua orang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah bangunan perumahan di lingkungan Rimal Kota Gaza.
Sehingga jumlah total kematian menjadi 26 jiwa.
Kedua orang yang tewas itu diidentifikasi sebagai komandan Jihad Islam.
"Seorang komandan ketiga terluka parah, lima warga sipil lainnya menderita luka dan dibawa ke rumah sakit," " jelas Maan.
Pembaruan pukul 09:17 GMT; Amnesti International: Pasukan Israel menggunakan 'kekuatan yang tidak beralasan dan berlebihan'
Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan bahwa pasukan Israel telah menggunakan "kekuatan yang tidak beralasan dan berlebihan" terhadap pengunjuk rasa Palestina di Yerusalem Timur.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris mengatakan: "Pasukan Israel telah berulang kali mengerahkan kekuatan yang tidak proporsional dan melanggar hukum untuk membubarkan pengunjuk rasa selama penggerebekan dengan kekerasan di masjid al-Aqsa".
Amnesty International juga mengatakan, Tentara Israel telah melakukan serangan tanpa alasan terhadap demonstran damai di Sheikh Jarrah.
"Israel tidak boleh diizinkan untuk melanjutkan amukannya terhadap orang-orang Palestina yang hanya membela hak mereka untuk hidup dan memprotes pemindahan paksa mereka," kata Wakil Direktur Timur Tengah kelompok itu, Saleh Higazi.