Kisah Rita Suryetni Guru di Sarolangun Kembangkan Minat Anak Didik Menulis
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rifani Halim
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Hari Pendidikan Nasional dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Berbagai inspirasi pendidik lahir di negeri ini. Satu diantaranya adalah Rita Suryetni yang juga fasilitator daerah Program PINTAR Tanoto Foundation Kabupaten Sarolangun.
Bagi perempuan kelahiran 25 Mei 1970, menjadi kepala sekolah bukanlah sekadar status sosial bukan pula semata mengejar kebutuhan materi.
Menjadi kepala sekolah adalah pengabdian mendidik anak bangsa untuk menjadi generasi cerdas.
Rita Suryetni sudah mengajar sejak tahun 1997 yang anyak suka dan dukanya. Kini, ia menjadi kepala SMPN 1 Sarolangun.
Pengalaman sebagai guru membuatnya harus dekat dan perhatian terhadap para pendidik di sekolahnya.
Salah satunya mendukung guru mengembangkan dan memenuhi kebutuhan apa saja yang dibutuhkan guru.
“Menjadi guru itu harus ikhlas dan mengajar dari hati,” kata Rita Suryetni beberapa waktu lalu.
Tidak berhenti di situ saja, Rita Suryetni muncul sebagai sosok inspiratif juga karena kreativitasnya dalam menulis, salah satunya melalui media gurusiana yang sudah menghasilkan ratusan tulisan.
Sejalan dengan program Pintar, metode pembelajaran yang diarahkan kepada guru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Selain inovasi pembelajaran yang digeluti, Rita Suryetni juga rajin menulis untuk menumbuhkembangkan pemikirannya dalam pendidikan.
“Menulis membuat apa yang kita baca tidak lupa, semakin banyak yang ditulis semakin tahu kekurangan kita,” jelasnya.
Selama ini, menulis merupakan kesulitan siswa di bidang literasi. Ditambah lagi oleh kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan mudah bagi siswa.