Wawancara Eksklusif

Triana Agustin,Kepala Lapas Perempuan Klas IIB Muarojambi Berharap Jika Napi Keluar Bisa Hidup Layak

Penulis: Hasbi Sabirin
Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Triana Agustin, Kalapas Perempuan Klas IIB Muarojambi.

Apa yang ada di belakang tembok penjara biasanya terkesan menyeramkan. Tapi semua itu tak selalu benar.

Seperti di Lapas Perempuan Klas IIB Muarojambi di Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi.

Ada sosok perempuan cantik bernama Triana Agustin, satu-satunya perempuan yang menjabat kepala lapas di Provinsi Jambi.

Sosok 'Kartini' di Jambi ini mencoba memberdayakan ratusan orang perempuan yang menghuni tempat itu supaya produktif dengan mengedepan nilai-nilai pendidikan, kepada kaum perempuan.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Nana ini menyadari perempuan memiliki peran penting dalam rumah tangga, namun jangan sampai terbelenggu keterbatasan gender.

Pada Selasa (20/4) lalu, Tribun Jambi berkesempatan berbincang dengan Triana Agustin dan melihat langsung kondisi Lapas Perempuan Klas IIB Muarojambi. Berikut petikan wawancaranya.

Apa beda lapas perempuan dengan lapas lain?
Pada dasarnya, lapas itu merupakan tempat pembinaan terhadap masyarakat yang telah menjalani masa hukuman yang dijatuhkan. Tapi lapas ini khususnya pembinaan terhadap kaum perempuan.

Lapas Perempuan Klas IIB Kabupaten Muarojambi memiliki 167 orang warga binaan dari berbagai kasus, seperti narkoba, pembunuhan, pencurian dan tipikor.

Dari 167 orang napi, kasus apa saja yang mendominasi?.
Rata-rata didominasi warga binaan yang tersandung kasus narkoba 70 persen sebagai kurir. Selebihnya kasus pembunuhan, pencurian, perkelahian dan tipikor.

Apa program lapas ke depannya?
Saat ini kita sedang mempersiapkan dan akan mengadakan Sekolah Paket A B dan C, terhadap warga binaan yang tidak menamatkan sekolah.

Artinya, selama mereka di sini tidak hanya menghabiskan waktunya menjalani masa hukuman. Namun, kita pikirkan masa depannya di bidang pendidikan, keterampilan produktivitasnya.

Jika rencana ini berjalan sukses, akan kita data siapa warga binaan yang belum tamat sekolah.

Akan kita daftar mereka bisa jalani sekolah di sini, supaya mereka keluar dari lapas bisa melanjutkan pendidikan atau bisa memulai pekerjaan di luar, setidaknya memiliki bekal ijazah.

Mengisi bulan puasa Ramadan, apa saja kegiatan warga binaan?
Sejak awal puasa kemarin, kegiatan pesantren kilat. Adapun materi pembelajaran meliputi kedudukan seorang wanita dalam Islam, keutamaan puasa ramadan, tata cara salat dan cara berwudhu, baca tulis Alquran serta cara berceramah.

Tak hanya itu, mereka juga sangat produktif saat puasa ini.

Mereka membuat berbagai menu takjil dan lauk pauk untuk santapan buka puasa yang akan dijual ke petugas lapas dan untuk konsumsi warga binaan sendiri.

Baca juga: Heboh Rencana Gugat Cerai, Nathalie Holscher Mengaku Masih Sayang Kang Sule

Baca juga: Ini Dia Pemilik Pertama All New Honda PCX e:HEV Terbaru di Jambi

Baca juga: Viral Bocah Korban Bullying Dilempar ke Kolam Lumpur hingga Ditampar dan Kemaluannya Diolesi Balsam

Baca juga: Reaksi Sule Disorot yang Tanggapi Kehamilan Nathalie Holscher, Beda dengan Istri & Akui Ada Masalah

Dari sekian banyak keterampilan dan aktivitas narapidana, apa yang paling jadi idola?
Sepertinya masih keterampilan membatik tulis yang menjadi idola, karena hasilnya memiliki berbagai motif dan sangat bagus.

Hasil karya batik selama ini mereka bisa jual ke masyarakat luar. Tidak sedikit para napi bisa menghasilkan uang sendiri hingga mampu mengirimkan hasil kerjanya untuk keluarganya yang di luar.

Kegiatan batik tulis yang mereka lakukan itu merupakan CSR dari Pertamina.

Selain itu bidang tata boga, perternakan, perkebunan dan konveksi baju. Hampir semua warga binaan lapas se-Provinsi Jambi menggunkan produksi baju hasil konveksi lapas perempuan yang didistribusikan.

Selama jadi Kalapas Perempuan Jambi, apa tantangan terberat?
Selama bertugas di sini belum ada kendala. Saya masih enjoy dan masih menikmati ritmenya. Alhamdulillah semua warga binaan di sini masih bisa kita rangkul.

Begitu juga petugasnya, kita mampu membina dengan baik dan memiliki kedekatan emosional yang positif.

Bagaimana pengamanan lapas supaya tidak ada yang kabur melarikan diri?

Lapas perempuan ini isinya semua perempuan. Tentu sangat sedikit kemungkinan mereka akan kabur. Selain mereka tidak memiliki pemikiran cara kabur, sistem pengamanan lapas masih terjaga ketat dan termonitor.

Tindakan mereka juga tentu sangat berbeda dengan lapas para lelaki dan tidak memikirkan cara yang macam-macam untuk melarikan diri.

Penjagaan keamanan paling diperhatikan kita lakukan di pintu utama.

Pesan dan kesan terahir, supaya mantan napi yang telah menjalani masa hukuman dan bebas, apa harapannya?
Ya, kita menyadari mantan narapidana yang sering ngulang perbuatannya, kebanyakan alasan mereka tidak bisa diterima di tengah masyarakat, sehingga kembali melaku hal yang sama.

Kami petugas menyampaikan, disini tidak semua mantan narapida itu jelek. Mereka adalah manusia biasa yang memiliki kesalahan, namun mereka juga memiliki masa berubah dan bisa menjadi orang yang lebih baik.

Kami berharap kepada mantan narapidana yang telah bebas agar bisa diterima oleh masyarakat dan minta kepada masyarakat hilangkan kebiasaan selama ini menganggap mantan narapidana itu adalah orang yang memiliki aib yang buruk.

Mereka sama seperti kita.

Saya sangat berharap mantan narapidana yang telah bebas dari masa hukumannya dan lapas bebas agar bisa berkarya dan berubah menjadi lebih. (cbi)

Berita Terkini