Karenanya, lanjut dia, demokrasi di PKB sesuai keinginan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mulai luntur.
"Sangat kelihatan keinginan PKB saat didirikan oleh Gus Dur sudah hilang. Tidak ada lagi pengkaderan. Tidak ada lagi pemilihan ketua berdasarkan aspirasi dari bawah tapi semua ditentukan DPP," terangnya.
Hal ini, menurut Andi, yang membuat sekira seratusan DPC ingin diselenggarakannya MLB.Di Sulawesi Selatan, lanjut dia, sudah mencapai 12 DPC yang berkeinginan MLB.
Total saat ini, di seluruh Indonesia, terdapat 113 DPC dan 10 DPW.
"Kita ingin menyelamatkan PKB. Cak Imin ibarat tuhan yang menentukan semua, tidak mendengarkan aspirasi dari arus bawah," ucap Andi.
Andi menyebut sudah ada komunikasi dengan petinggi PKB di tingkat pusat untuk MLB tersebut.
"Sudah berjalan dengan orang DPP. DPP menyarankan kalau menurut saudara tidak sesuai kebatinan pendiri PKB silakan. Mereka memberikan jalan. Tergantung bagaimana PAC, DPC," sambungnya.
Baca juga: Moeldoko Mengaku Ketua Umum Partai Demokrat, AHY: Sangat Buruk dan Memalukan!
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta Ujang Komarudin mengatakan desakan Muktamar Luar Biasa (MLB) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) muncul lantaran kekecewaan lawan politik Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di internal partai.
Isu MLB tengah hangat dibicarakan di internal PKB. Ujang melihat gejolak-gejolak MLB sedang dipersiapkan oleh lawan-lawan politik Cak Imin di internal PKB."Jadi isu itu tidak akan muncul jika tidak ada gerakan-gerakan itu," ujar Ujang .
Ujang mengatakan kelompok yang hendak melengserkan Cak Imin, harus memiliki kekuatan yang lebih besar.
Terutama dengan meyakinkan para Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang notabenenya adalah pemilik suara."
Karena kalau melakukan perlawanan tapi tidak kuat itu akan merepotkan mereka begitu," ucap Ujang.
Ujang melihat beberapa faktor, hingga muncul upaya 'kudeta' di antaranya lantaran sejarah kisruh dualisme kepengurusan PKB yang melibatkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Cak Imin.
"Faktornya pertama tentu Cak Imin dulu menang dari Gus Dur juga dianggap mengkudeta.
Karena dianggap ada intervensi pemerintah sehingga menang melawan Gus Dur. Itu jadi indikasi, dulu Cak Imin juga mengkudeta, sekarang pun bisa," tutur Ujang.