Semakin Genting, Taiwan Akan Lawan China Sampai Mati, AS Kirim Kapal Perang, Filipina Mendadak Siaga

Editor: Teguh Suprayitno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal induk nuklir Amerika Serikat USS Ronald Reagan.

TRIBUNJAMBI.COM -Taiwan mengaku siap tempur hingga tetes darah penghabisan untuk melawan China.

Situasi di Taiwan ikut memanas di tengah ketegangan China dengan Filipina.

Bahkan pemerintah Taiwan dengan tegas siap bertempur mati-matian dengan Tionkok jika mereka tak berhenti mengirim lebih banyak jet tempur ke wilayah pertahanan udara Taiwan.

Angkatan udara China semakin agresif dan hampir setiap hari dalam beberapa bulan terakhir teridentifikasi di zona pertahanan udara Taiwan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (7/4/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan ada 15 pesawat Cina termasuk 12 pesawat tempur memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya.

Dengan pesawat anti-kapal selam terbang ke selatan melalui Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina.

Kementerian Pertahanan Taiwan melalui angkatan udaranya lantas melakukan upaya pencegahan dan peringatan dengan mengirimkan pesawat tempur.

Jet tempur F-16 Taiwan. (CNA)

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) ikut prihatin terkait resiko konflik yang mungkin terjadi.

"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di kawasan ini, mereka jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," katanya kepada media.

"Kami bersedia membela diri tanpa ragu dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita, kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir," tegas Wu.

Meski Kantor Urusan Taiwan China dan Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapannya mengenai pernyataan Wu.

Baca juga: Joe Biden Buat Warga AS Cemas, Baru Dua Bulan Jadi Presiden AS Sudah Begini

Baca juga: China Ketar Ketir Setelah Tahu Rencana Amerika, AS Siap-siap Kerahkan 18 Drone Penghancur ke Pasifik

Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan dan komitmennya terhadap Taiwan dalam menghadapi gerakan China tersebut.

Sedangkan China berdalih aktivitas yang dilakukannya di sekitar Taiwan tersebut demi melindungi kedaulatan negaranya.

Gerakan "agresif" pun dilakukan oleh Angkatan Laut AS lewat kapal perusak berpeluru kendali, USS John S. McCain yang sering transit di Selat Taiwan, pada hari Rabu.

"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," ujarnya yang dikutip dari Kompas TV.

Kapal Coast Guard Taiwan dengan Persenjataan Rudal untuk Tenggelamkan Armada China di Laut China Selatan. (Taipei Times)

Di sisi lain, posisi jelas dari grup tempur kapal induk China berada tidak dikatakan oleh siapapun, baik Taiwan maupun China.

Namun dari seseorang yang mengetahui rencana keamanan Taiwan, Reuters mendapat informasi grup tempur China masih dekat dengan Jepang, meskipun belum jelas di mana tepatnya.

Pada Minggu lalu, Jepang pun mengatakan grup tempur China telah memasuki Pasifik setelah berlayar melalui Selat Miyako, melalui rantai pulau Ryukyu selatan Jepang di timur laut Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan akan menjalankan delapan hari simulasi perang berbasis komputer bulan ini, sebagai persiapan serangan dari China.

Fase kedua latihan tempur Taiwan, termasuk latihan tembakan langsung dan latihan anti-pendaratan, akan berlangsung pada bulan Juli, ketika rumah sakit juga akan berlatih menangani korban massal.

Protes AS

China pada Kamis (8/4/2021) memprotes perjalanan kapal perusak Amerika Serikat melalui Selat Taiwan, di tengah peningkatan aktivitas Angkatan Laut di wilayah tersebut.

China melacak dan memantau kapal perusak USS John S McCain sepanjang perjalanannya pada Rabu (7/4), Zhang Chunhui, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pebebasan Rakyat China (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Kapal Induk US Navy bersama grup tempur saat memasuki Laut China Selatan. (24h)

Tindakan AS mengirimkan "sinyal yang salah" kepada Taiwan dan "dengan sengaja mengganggu situasi regional dengan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya, seperti dikutip Channel News Asia.

Dalam pernyataan satu kalimat, Angkatan Laut AS menyebutkan, kapal perusak USS John S McCain "melakukan transit rutin di Selat Taiwan pada 7 April melalui perairan internasional sesuai dengan hukum internasional".

Transit kapal perusak USS John S McCain menyusul pengumuman China pada Senin (5/4), bahwa kapal induk Liaoning dan kapal-kapal perang lainnya mengadakan latihan di dekat Taiwan.

Baca juga: Mata-mata Israel Ditangkap Pasukan Iran, Ketahuan Lagi Awasi Proyek Nuklir, AS dan Eropa Terlibat

Angkatan Laut AS mengumumkan, kapal induk Theodore Roosevelt dan kelompok penyerang memasuki kembali Laut China Selatan pada Sabtu (3/4/2021) untuk "melakukan operasi rutin", untuk kedua kalinya memasuki jalur air strategis tersebut tahun ini.

Filipina Siap Siaga

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Filipina mengatakan pada Kamis (8 April), pihaknya akan tetap membuka "semua opsi" menyusul pertikaian diplomatik dengan Beijing terkait keberadaan ratusan kapal China di Laut China Selatan.

Namun, apa pun risikonya, Filipina telah siap siaga dalam segala hal yang kemungkinan terjadi.

Ketegangan atas perairan yang kaya sumber daya itu telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, setelah lebih dari 200 kapal China terdeteksi di Whitsun Reef Kepulauan Spratly, tempat China dan Filipina memiliki klaim yang bersaing.

China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan telah menolak permintaan berulang kali dari Filipina untuk menarik kapal, yang menurut Manila memasuki zona ekonomi eksklusifnya secara tidak sah.

Sementara Presiden Filipina Rodrigo Duterte tampak enggan untuk menghadapi China tentang masalah ini. Hanya, salah satu pembantu utamanya pada Senin (5 April) memperingatkan, kapal-kapal tersebut bisa memicu "permusuhan yang tidak diinginkan".

"Ketika situasi (di Laut China Selatan) berkembang, kami tetap membuka semua opsi kami dalam mengelola situasi, termasuk memanfaatkan kemitraan kami dengan negara lain seperti Amerika Serikat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina Arsenio Andolong, seperti dikutip Channel News Asia.

Komentar Andolong muncul setelah Amerika Serikat memperingatkan China mengenai kewajiban perjanjian Washington kepada Filipina jika terjadi serangan di perairan.

"Serangan bersenjata terhadap Angkatan Bersenjata Filipina, kapal atau pesawat umum terbang di Pasifik, termasuk di Laut China Selatan, akan memicu kewajiban kami berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Rabu (7 April), seperti dilansir Channel News Asia.

"Kami memiliki keprihatinan yang sama dengan sekutu kami Filipina mengenai laporan yang terus berlanjut dari milisi maritim RRC di dekat Whitsun Reef," imbuh Price, mengacu pada Republik Rakyat China.

(*/Tribunmedan.com/ Kompas.com/kontan.co.id).

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Taiwan Nyatakan Siap Perang dengan China, Filipina Siap Siaga, Kapal Induk AS Merapat.

Berita Terkini