Ini Gejala Tak Biasa yang Ditimbulkan Akibat Covid-19, Sampai Kebingungan dan Berhalusinasi

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pasien covid-19 tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri di RS Medistra.

TRIBUNJAMBI.COM -- Pada umumnya gejala Covid-19 yang dialami sejumlah pasien hamir menyerupai dengan flu, misalnya batuk, demam, nyeri otot, sakit kepala, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.

Para ahli masih meneliti terkait gejala lain yang muncul akibat terinveksi Covid-19.

Selain itu, penderita Covid 19 juga umum mengalami mual atau muntah, diare, serta kehilangan indera perasa dan bau (anosmia).

Bahkan, ada pula pasien positif Covid-19 yang mengalami mata merah, kehilangan nafsu makan, dan ruam di kulit.

Namun, masih banyak gejala lain yang muncul dan sedang diteliti oleh para ahli.

"Covid-19 memang bisa menimbulkan gejala serupa pada beberapa orang. Namun, ada pula pasien Covid-19 yang mengalami gejala tak umum," ucap Khabbaza.

Berikut berbagai gejala tak biasa dari Covid 19:

1. Brain fog, kebingungan, halusinasi atau delirum

Beberapa pasien Covid-19 juga ada yang mengalami brain fog, kebingungan, halusinasi, atau delirium.

Kabut otak atau brain fog merupakan kondisi yang menyebabkan penderitanya linglung.

Sementara itu, halisinasi dan delirium kerap dialami oleh pasien yang telah mengalami penyakit kronis.

Dominan karena Kontak Erat, Satu Pasien Covid-19 Meninggal Dimakamkan di TPU Desa Penorakan

Gejala ini sangat umum terjadi pada orang tua karena tubuh berusaha melawan infeksi.

Pasien Covid-19 yang harus mendapatkan perawatan ICU terkadang mengalami delirium yang sangat parah, lebih buruk daripada pasien penyakit kronis lainnya.

Gejala semacam ini kemungkikan besar terjadi karena respon kekebalan tubuh atau antibodi juga menyerang sistem saraf, yang turut melumpuhkan kemampuan otak.

2. Detak jantung dan suhu tubuh meningkat

Beberapa pasien Covid-19 juga adayang mengalami peningkatan detak jantung meski tidak melakukan aktivitas fisik apapun.

Gejala ini biasanya terjadi bersamaan dengan meningkatknya suhu tubuh.

Sukandar: Vaksin Covid-19 Sangat Penting Untuk Menyelamatkan Nakes dan Keluarga

Hal ini terjadi karena respon sistem kekebalan menyerang saraf otonom atau saraf yang mengatur detak jantung dan suhu tubuh.

3. Iritasi kulit

Kulit adalah organ tubuh terbesar sehingga memiliki jumlah pembuluh darah terbanyak.

Ketika virus menginfeksi tubuh, aliran darah juga terpengaruh.

Istri Bohong soal Positif Covid-19, Berujung Sekeluarga Meninggal, Paru-paru Suami Sampai Menghitam

Secara otomatis, kulit juga mengalami gangguan seperti iritasi atau ruam.

“Jika jumlah darah sangat rendah, terlalu kental atau membentuk gumpalan kecil, hal ini juga dapat menyebabkan perubahan pada warna kulit kita," ucap Khabbaza.

4. Pita suara melemah

Melemahnya pita suara juga bisa terjadi ketika virus memasuki tubuh kita.

Pasalnya, virus tersebut juga bisa meginfeksi saluran pernapasan atas dan menyebabkan suara serak, gangguan berbicara, sesak nafas, atau sulit menelan.

Studi di Wuhan Temukan Bahwa Gejala Covid-19 Bisa Bertahan Selama 6 Bulan

Sementara itu Jurnal medis The Lancet, yang diterbitkan pada Jumat (8/1/2021) memaparkan bahwa gejala Covid-19 dapat bertahan hingga enam bulan.

Temuan ini berdasarkan pengamatan beberapa orang yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi Covid-19 pertama kali.

Mengutip NBC, studi tersebut berfokus pada 1.733 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di Wuhan, China, tempat virus corona pertama kali dilaporkan pada Januari hingga Mei 2020.

Belasan Orang Warga Batanghari Kontak Erat Positif Covid-19, 1 Orang Meninggal Dunia

Sekitar tiga perempat pasien melaporkan gejala Covid-19 menetap sekira enam bulan setelah diagnonis awal mereka.

Lalu, 63 persen mengatakan, mereka masih mengalami kelelahan dan lemas otot.

Selanjutnya, 23 persen menyatakan kecemasan atau depresi dan 26 persen melaporkan kesulitan tidur.

"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus, setelah meninggalkan rumah sakit," papar Dr Bin Cao, penulis tudi dan Wakil Direktur Pusat Penyakit Pernapasan di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing dalam pernyataan.

6 Tempat Beresiko Tinggi Menularkan Covid-19, Risiko Tertular Lebih Tinggi di Ruang Ramai

Dr Bin juga menyoroti kebutuhan pasien untuk perawatan pasca keluar dari rumah sakit.

Namun, studi ini adalah studi observasi, yang berarti tidak mungkin untuk menghubungkan gejala-gejala tersebut secara langsung dengan virus corona.

Untuk menunjukkan hubungan sebenarnya, penelitian perlu membandingkan hasil Covid-19 dengan mereka yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi serupa, yang juga menyebabkan pneumonia.

"Saya ingin melihat data pasien yang dirawat dengan penyakit selain Covid-19 selama periode itu," ungkap Dr Hana El Sahly, Profesor virologi molekuler dan mikrobiologi di Houston.

Untuk dicatat, Dr Hana tidak terlibat dalam penelitian baru itu.

"Masuk rumah sakit karena pneumonia bisa menjadi peristiwa traumatis bagi siapa pun," tambahnya.

Dia lantas menambahkan bahwa tak jarang pasien tersebut memiliki gejala yang menetap. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Gejala Tak Umum Covid 19 yang Jarang Diketahui",


Berita Terkini