Begini Peluang Moeldoko di Pilpres 2024 Jika Jadi Pemimpin Demokrat, Refli Harun: Istana Akan Sesak
TRIBUNJAMBI.COM - Isu kudeta Partai Demokrat terus menggelinding bak bola panas yang membuat hangat suhu politik di Indonesia.
Nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko seketika mencuat karena dituding sebagai dalang.
Situasi semakin hangat setelah Presiden Jokowi tak mau membalas surat dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Benarkah, Moeldoko disebut ingin mengkudeta Partai Demokrat untuk kepentingan Pilpres 2024?
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun pun menakar peluang Moeldoko, menjadi calon presiden 2024 mendatang.
• Nyali Denny Siregar Mendadak Ciut Saat Ditantang Netizen Begini, Malah AHY yang Diserang, Kenapa?
• AHY Tiba-tiba Cemas Setelah Refly Harun Bicara Begini, Karir Politik Putra SBY Bisa Hancur, Kenapa?
• Kwik Kian Gie Ketakutan Diserang Buzzer Usai Kritik Negara, Cuitan Susi Pudjiastuti Jadi Sorotan
Refly Harun mengatakan, peluang Moeldoko di Pilpres 2024 semakin besar jika ia mengambilalih Partai Demokrat.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (6/2/2021).
Mulanya, Refly menyebut Moeldoko tak bisa sembarangan ikut ke partai hanya demi menjadi calon presiden.
"Kalau dia (Moeldoko) cuma sekedar ikut NasDem, dia bukan orang nomor satu," kata Refly.
"Ikut PKB, berangkali ada persoalan di sana karena sama-sama partai penguasa dilarang saling mendahului."
Karena itu, Refly menganggap wajar isu Moeldoko ingin mengambilalih Demokrat.
Menurutnya, jika hal itu terjadi, banyak calon presiden 2024 di lingkaran pemerintahan.
"Jadi tidak heran kalau ada keinginan untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat," ujar Refly.
"Kalau Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat, maka lingkar istana akan sesak dengan calon-calon."
"Kepemimpinan Partai Demokrat otomatis akan mendongkrak elektabilitas Moeldoko sebagai calon presiden dan mematikan AHY."
"AHY tidak akan lagi menjadi calon potensial kalau dia bisa didongkel dari Demokrat," sambungnya.
Ia menambahkan, jalan Moeldoko ke Pilpres 2024 akan berjalan mulus jika berhasil menguasai Demokrat.
Terkait hal itu, Refly lantas menyinggung sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi calon kuat di Pilpres 2024.
"Sebaliknya, Moeldoko yang memiliki untuk moncer," kata Refly.
"Tapi kalau bicara soal peluang 2024, masih lama dan sekarang di racing depan nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno dan AHY."
• Pesawat Tempur Indonesia-Korea Meluncur April 2021, Kecanggihannya Bakal Saingi Jet Siluman F-35 AS
Menurut Refly, di antara nama-nama tersebut, hanya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menjadi orang penting di partai.
"Di antara lima besar tersebut, justru mereka bukan orang yang inner circle partai."
"Kecuali AHY yang memimpin Partai Demokrat," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-14.43:
Andi Arief Sebut Moeldoko Sudah Ditegur Jokowi
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko ramai diperbincangkan setelah dituding ikut terlibat dalam gerakan mengudeta Partai Demokrat.
Moeldoko disebut-sebut ingin mengambil alih kepemimpinan ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk digunakan sebagai kendaraan menuju Pilpres 2024 mendatang.
Meski sudah dibantah oleh Moeldoko, pihak dari Demokrat tetap menyakini hal itu atas bukti aduan dari kader-kadernya yang bertemu dengan yang bersangkutan.
Dilansir TribunWow.com, menyusul hal itu, Moeldoko dikatakan sudah mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief melalui cuitan akun Twitter pribadinya, @Andiarief__, Jumat (5/2/2021).
Dirinya juga berharap hal itu menjadi pelajaran bagi Moeldoko dalam berpolitik.
"KSP Moeldoko sudah ditegur Pak Jokowi. Mudah-mudahan tidak mengulangi perbuatan tercela terhadap Partai Demokrat," ujar Andi Arief.
Andi Arief juga menjawab soal adanya persoalan internal yang disebut terdapat kader partai yang kecewa atas kepemimpinan AHY.
"Buat beberapa senior partai yang kecewa dan kurang legowo dipimpin generasi muda (AHY), kami maklumi. Itu sisa-sisa feodalisme, tugas partai untuk mendidik," jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari Istana terkait kabar teguran terhadap Moeldoko tersebut.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Partai Demokrat telah mengirimkan surat kepada Jokowi meminta klarifikasi atas keterlibatan pejabatannya.
Terlebih nama Jokowi sendiri juga ikut dicatut lantaran disebut telah memberikan restu.
Namun melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan bahwa Jokowi tidak perlu menjawab surat tersebut.
Alasannya, persoalan tersebut merupakan masalah internal dari Partai Demokrat.
Sehingga tidak berhak mencampurinya.
"Karena itu adalah perihal dinamika internal partai, itu adalah perihal rumah tanggal internal Partai Demokrat yang semuanya kan sudah diatur di dalam AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)," ujarnya, Kamis (4/2/2021), dikutip dari Kompas.com. (TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Refly Harun Sebut Peluang Moeldoko di Pilpres 2024 Besar jika Pimpin Demokrat: Istana akan Sesak.