Seperti Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, di kawasan Gelora, Jakarta Pusat, tidak banyak aktivitas yang cukup berarti di sekitar klenteng. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang makan dan ngobrol di dalam kawasan klenteng itu.
Ada juga laki-laki berusia paruh baya yang sedang asyik berbincang dengan kawannya. Meski sore itu tidak terlihat suatu aktivitas, pengurus Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Amiyau mengaku perayaan Imlek akan tetap dilaksanakan.
“Perayaan Imlek akan tetap ada. Tapi tetap kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sembahyang nanti akan dibatasi. Maksimal lima orang,” kata laki-laki yang mengaku berusia 63 tahun itu.
Lampu lampion sebagian memang sudah terpasang. Ada pula yang masih tergeletak di sudut klenteng dengan berbagai ukuran, dari yang kecil hingga berukuran besar.
Tapi ada satu perbedaan mencolok yang terlihat yaitu tidak ada lilin yang menyala di pelataran klenteng. Biasanya sebelum perayaan Imlek tiba, sudah ada lilin besar berukuran merah yang di letakkan di depan klenteng.
Lilin tersebut adalah bentuk donasi umat Tionghoa. Lilin yang biasanya dibubuhi nama si pengirim ini menjadi simbol penerangan.
Harapannya adalah akan diberi rezeki dan kemudahan untuk seluruh makhluk di muka bumi. Namun sejak pandemi, Amiyau mengatakan tidak ada lilin-lilin besar yang tiba di klenteng.
“Biasanya di sini ada 500 sampai 1000 kati lilin. Iya ini karena Corona,” ucapnya.