Wawancara Eksklusif Hari Ibu

WAWANCARA EKSKLUSIF Kepala DPMPPA Kota Jambi, Kekerasan Seksual Berawal dari Minimnya Orang Tua (3)

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala DPMPPA, Irawati Sukandar

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kekerasan seksual berawal dari minimnya pengetahuan keluarga. Baik ibu maupun ayah perlu meningkatkan pengetahuan.

Tribunjambi.com berhasil mewawancarai Irawati Sukandar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi untuk membahas kekerasan seksual dan runtutan polanya.

Berikut yang dapat kami ulas bersama Irawati Sukandar:

Baca juga: BREAKING NEWS Bejat, Seorang Paman di Tanjabtim Rudapaksa Keponakan Sendiri Hingga Beberapa Kali

Tribun Jambi: Bagaimana tren kekerasan seksual pada 2020 ini? Apa trik memberantasnya?

Irawati Sukandar: Pada 2020 ini kasus kekerasan seksual mengalami peningkatan.

Baca juga: Viral Karena Terlalu Cantik, Pasukan Elit Rusia Ini Justru Bernasib Buruk, Ini yang Terjadi Sekarang

Pada 2019, kasus hanya sekitar 60 sejak Januari hingga Desember. Namun pada 2020, sejak Januari hingga November kasus 121. Ditambah lagi pada Desember ini masih banyak yang berdatangan yang belum masuk ke dalam data 2020.

Kasusnya hampir sama, namun didominasi berawal dari KDRT. Walaupun dari kekerasan itu ada juga kekerasan terhadap anak.

Pola kasusnya karena pandemi, Covid-19 yang berdampak pada Work From Home (WFH) juga school from home, di rumah aja.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pengunjung ke Daerah Tujuan Wisata akan Dibatasi

Itu yang menjadi tantangan seorang ibu untuk menjaga kualitas keluarganya. Baik antara ibu dan anak, kemudian ibu terhadap sang ayah (suaminya).

Sehingga ada tuntutan ibu harus bisa sebagai ibu, sebagai istri, sebagai ahli masak. Ahli masak di sini, biasanya ibu hanya menyediakan konsumsi sarapan pagi, atau makan siang dan makan malam.

Setelah keadaan ini, ibu harus bisa dan menghadapi tantangan menyediakan kudapan tengah hari, ada juga kudapan sore, dan kudapan malam.

Ibu yang belum pernah jadi guru, harus bisa jadi guru. Harus menjadi ibu yang handal bagi anak-anaknya, istri yang 24 jam melayani pergerakan suaminya.

Tribun Jambi: Cara menghadapinya tantangan seperti itu?

Irawati Sukandar: Kalau kata ibu Wawako, maksudnya istri Wakil Walikota, saat ini ibu harus banyak banyak menggali ilmu pengetahuan.

Baik dari buku, Google, YouTube, dan lain sebagainya.

Tribun Jambi: Ada hubungannya tingkat pengetahuan ibu dan atau ayah terhadap kekerasan seksual?

Irawati Sukandar: Ada, karena dengan pengetahuan mereka yang lebih baik, mereka akan tahu kekerasan di dalam rumah tangga memiliki dampak yang sangat kuat.

Maka dengan adanya pengetahuan misal pada seorang suami, bahwa kekerasan dalam rumah tangga memiliki sanksi, pasti dia tidak akan berani melakukan hal tersebut.

Selain itu dia bisa berfikir untuk tidak melakukan kekerasan seksual. Baik kekerasan seksual terhadap orang lain, kekerasan seksual terhadap anaknya, maupun kekerasan seksual terhadap istrinya sendiri.

Selain efeknya terhadap hukum, karena undang-undang kekerasan terhadap perempuan dan anak akan memberikan efek hukum kepada pelaku.

Tribun Jambi: Apakah kekerasan seksual terhadap istrinya sendiri maupun anaknya sendiri itu juga terjadi di Kota Jambi?

Irawati Sukandar: Iya terjadi, kita kawal hingga ke ranah hukum, lalu sang korban kita meditasi hingga pulih.

Bahkan kekerasan seksual terhadap anaknya sendiri ini berujung pada dipenjarakannya sang ayah.

Ayah tak memiliki pengetahuan yang baik, sehingga menyesal di kemudian. Berakhir pada bunuh dirinya sang ayah.

Berita Terkini