Tsamara Nilai Pilpres AS Sama Dengan di Indonesia, Ada Polarisasi Agama & Fanatisme Terhadap Capres

Editor: Rahimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PSI, Tsamara Amany

Apa perbedaan dan persamaan antara pilpres AS dan Indonesia 3 November lalu ?

Dari segi polarisasi (pemilu Amerika) hampir mirip dengan pemilu Indonesia 2019. Artinya ada polarisasi yang berbasiskan agama, ada juga polarisasi yang misalnya sangat tajam karena fanatisme terhadap masing-masing kandidat.

Yang menurut saya berbeda itu antara sistem antara di Amerika dengan di Indonesia. Kalau di Amerika, sistemnya berbasis states. Kalau di kita itu, siapapun yang memenangkan suara terbanyak akan langsung menang, otomatis terpilih.

Kalau di Amerika, yang membuat situasinya menjadi seru adalah, meskipun orang itu memiliki suara terbanyak tapi tidak bisa memenangkan negara-negara bagian kunci, maka kandidat tersebut kalah.

Donald Trump (MANDEL NGAN / AFP)

Jadi kita bisa lihat menariknya kemarin dinamikanya. Dan kalau di Indonesia itu pemilu pasti di saat hari pencoblosan, kita datang ke TPS nyoblos. Kalau di Amerika ada sistem namanya early voting.

Jadi seseorang bisa memilih lebih awal melalui pos, itu adalah salah satu cara yang dijamin oleh Amerika Serikat.

Melalui pos atau datang ke TPS sebelum hari H itu bisa dilakukan. Makanya kemarin suara-suara di negara-negara bagian di mana Trump menang kemudian menjadi Biden menang itu karena ada pos-pos masuk gitu. Akhirnya mengubah suara.

Apa yang membuat Pilpres AS ini jadi paling seru?

Kalau saya lihat bagi pendukung Biden dan bagi Demokrat, yang paling penting adalah mengalahkan Trump.

Jadi memang banyak orang yang merasa mengalahkan Trump ini adalah goal terpenting karena mereka merasa Trump itu sangat menghancurkan hidup mereka, terutama misalnya untuk kelompok-kelompok yang minoritas.

Baca juga: Video Arya Saloka Joget Beredar di Instagram, Penggemar: Gemes Banget!

Baca juga: Foto Jadul Syahrini Pakai Tanktop Putih Beredar, Kondisi Aslinya Ternyata Seperti Ini

Baca juga: Tema ILC TV One Malam Ini Selasa 24 November 2020 Bisakah Gubernur Dicopot? Panas

Di mana kelompok-kelompok ini melalui kebijakan misalnya Anti-Imigran Trump, juga misalnya ada kebijakan di mana Trump itu melarang visa kerja profesional di mana banyak professor yang akhirnya itu banyak di Amerika juga dilarang.

Jadi banyak kelompok-kelompok ini yang merasa hidupnya ditentukan oleh pemilu ini. Jadi itu yang membuat polarisasi menjadi panas.

Sementara di kubu Trump, memang fanatisme terhadap Trump merasa Trump sebagai representasi dari mereka itu juga tidak kalah kuat.

Jadi polarisasi ini menurut saya yang membuat situasinya menjadi seru. Dan yang menarik dari Demokrat itu perbedaan lebih banyak dibandingkan Republika. Republika belakangan ini cenderung vote Trump semua.

Joe Biden didampingi Kamala Harris wakilnya. (AFP)

Awalnya di Demokrat ini untuk melawan Trump saja ada sosok seperti Bernie Sanders, Elizabeth Warren, Biden dan lain sebagainya.

Halaman
1234

Berita Terkini