Tidak Sebanding dengan Proses Pengolahan, Petani Karet Mengeluh Harga Jual Masih Lesu

Penulis: Hasbi Sabirin
Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jual beli karet di Muarojambi

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Imbas pandemi Covid-19 membuat kesejahteraan petani karet di Desa Suka Damai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi semakin tertekan.

Pasalnya hingga kini harga getah karet belum ada kenaikan dan masih stagnan. Seperti disampaikan Wahyudin, satu di antara petani karet di Desa Suka Damai mengeluhkan dengan harga karet yang belum mengalami kenaikan.

"Sementara harga kebutuhan pokok untuk rumah tangga terus saja mengalami kenaikan," jelasnya Kamis (12/11).

Sudah empat pekan ini, harga getah karet masih bertahan di harga Rp8.500 per kilogram.

Namun harga tersebut dinilai belum bisa menyejahterakan petani karet.

“Ya, mau bagaimana lagi, sebenarnya di harga segitu tidak sebanding dengan proses penyadapan dan pengolahan getah karet, karena tidak ada pilihan mau tidak mau tetap kita kerjakan untuk mendapatkan penghasilan," keluh Wahyudin.

Ditambah dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan, sementara harga jual produksi karet di Muaro Jambi petani belum ada tanda kenaikan.

Berharap Ada Solusi

TIDAK adanya perubahan terhadap harga karet di Muarojambi membuat petani karet di Desa Suka Damai, Kecamatan Mestong jadi lesu.

Pasalnya, tidak hanya mengurangi penghasilannya, petani juga tidak bisa menjual hasil sadapannya yang lebih tinggi.

Mahyudin petani karet di Desa Suka Damai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi mengatakan kesejahteraan petani karet semakin tertekan karena harga jual karet sadapannya masih stagnan di angka Rp8.500.

"Di tambah lagi saat ini hasil sadapan getah karet mengalami penurunan karena pohon karet sedang mengalami proses pergantian daun, sehingga mempengaruhi penghasilan tidak sebanding dengan kebutuhan pokok," jelasnya Kamis (12/11).

Ia juga mengatakan, dalam satu minggu getah karet yang berhasil ia sadap sekitar 40 kilogram dari satu hektare lahan karetnya.

Dengan harga Rp8.500 per kilogramnya, penghasilannya Rp340 ribu per minggu, sedangkan saat musim trek atau penghujan penghasilan yang didapatkan setengah dari normal.

Petani karet Desa Suka Damai sangat berharap agar ada upaya dari pihak terkait untuk memberikan solusi harga jual getah karetnya bisa naik.

Ia juga menyadari situasi dilanda pandemi Covid-19, juga menyebabkan penurunan harga jual getah karet tersebut

"Kita juga berharap agar wabah virus Covid-19 cepat berakhir dan aktivitas bisa berjalan normal kembali, sehingga memungkinkan untuk kenaikan harga jual karet petani," tuturnya.

Berita Terkini