TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Vaksinasi kepada masyarakat untuk penanganan Covid-19 memang perlu kehati-hatian.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah mengedepankan aspek kehati-hatian.
"Ini melibatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan."
"Pemerintah tak ingin ada efek samping yang diakibatkan dari vaksinasi," kata Airlangga dalam dialog di kanal Youtube BNPB, Kamis (22/10/2020).
Menko Perekonomian itu menyebut, tahun ini akan ada 3 juta vaksin Sinovac asal Cina.
Saat ini langkah sertifikasi dari BPOM tengah dilakukan, seraya uji klinis fase ketiga yang juga berjalan.
"Kalau seluruh persyaratan itu terpenuhi, baru sertifikasi bisa dikeluarkan."
"Kalau sertifikasi dikeluarkan, baru bisa dimulai persiapan untuk vaksinasi."
"Jadi itu memang memakan waktu," tuturnya.
Baca juga: Rayakan 7 Tahun Pernikahan, Ruben Onsu Ingin Tambah Anak, Ini Jawaban Istrinya Sarwendah Tan
Baca juga: Ternyata Khabib Nurmagomedov Incar Georges St-Pierre , Setelah Taklukan Justin Gaethje
Baca juga: Baca Surat Yasin 83 ayat dan Tahlil Huruf Arab, Bahasa Latin dan Arti untuk Yasinan Malam Jumat
Jika sudah siap divaksinasi, Airlangga mengatakan vaksin Covid-19 akan diberikan secara bertahap.
Profesi tenaga kesehatan dan aparat penegak hukum akan diproritaskan pada tahap pertama vaksinasi.
"Periode berikutnya masih ada yang terkait dengan mereka yang rentan."
Baca juga: Massa Buruh Membeludak, Jalan MH Thamrin Menuju Arah Istana Negara Ditutup Sementara
"Mereka yang rentan itu juga dispesifikasi," jelasnya.
Pemerintah, lanjut Airlangga, akan menyusun masterplan terkait tahapan vaksinasi.
"Nanti akan dilaporkan ke Pak Presiden."
Baca juga: Menikah 7 Tahun, Ruben Onsu Bongkar Konflik Rumah Tangga Bersama Sarwendah, Pegang Satu Prinsip Ini!
"Sesudah itu diputuskan siapa yang didahulukan (vaksinasi)," papar Airlangga.