Memasuki Timor Timur (saat ini Timor Leste), Robby mendirikan took yang bernama Marina.
Toko tersebut menjual alat-alat pernanian, kebutuhan nelayan, dan sepeda.
Jenis barang yang didagangkan itu adalah yang telah diseleksi oleh Benny Moerdani.
Suatu kali jelang tanggal 17 Agustus, Benny meminta kepada Robby agar menjual bendera merah putih dan foto Soeharto.
Robby pun kemudian membeli satu gudang bendera.
Namun, saat bendera datang, tanggal 17 Agustus sudah lewat.
Akhirnya bendera dan foto itu dibagikan kepada warga secara cuma-cuma.
Tak lama kemudian utusan PBB tiba di Timtim, dan bendera yang dibagikan secara gratis itu berguna untuk menyambut wakil PBB.
Karier
Robby juga memiliki saham di perusahaan Indo Kordsa.
Per Juni 2020, saham Kordsa Teknik Tekstil AŞ sebesar 61,59%, Robby Sumampow 23,92%, PT Risjadson Suryatama 5,61%, Ievan daniar Sumampow 2,87%, Iefenn Andrianne sumampow 0,98%, dan investor lainnya termasuk publik 5,03%.
Baca juga: Robby Sumampouw Meninggal Dunia, Konglomerat Asal Solo Drop 3 Minggu Lalu
Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Masih Ada, Jokowi Beri Arahan Ini Pada Menterinya
Robby pernah menjabat sebagai Komisaris Utama BRAM sejak tahun 2007, sebelumnya dia menjabat sebagai Direktur BRAM sejak tahun 1983.
Dia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Indo Kordsa Polyester, Direktur Eksekutif di Thai Indo Kordsa Co, Ltd., Komisaris Utama di PT Danasakti Securities, serta menjabat sebagai pimpinan di beberapa perusahaan.
Dia adalah Pembina di Yayasan Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Bendahara di Yayasan Bakti Kemanusiaan, Flores dan pendiri Yayasan Otomotif Indonesia.
Pria keturunan Tionghoa itu dikenal sebagai pengusaha properti dan hiburan, lantaran pernah mengelola Porkas, undian berhadiah yang dikelola secara legal di era pemerintahan Orde Baru saat itu.