Kesaksian Yusuf ini diceritakan kembali kepada Drs. Imam Wardoyo dan Suharjo yang mewawancarainya pada tanggal 11 Juni 1999 di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Simak video di bawah ini tentang kesaksian Yusuf, sang penggali Lubang Buaya.
Video wawancara eksklusif ini diupload ke Youtube oleh Channel Kurator Museum pada tanggal 26 Jun 2020.
“Kameramen: Aceh Yulius Faisal. Alat rekam: Sony DCR-SR58E. Piranti sunting video: Movavi Video Editor 20.3.0,” tulis Kurator Museum dalam keterangan video itu.
Dalam wawancara itu, Yusuf bercerita awalnya dia diminta lurah untuk membantu membetulkan jembatan.
Ia sama sekali tak tahu jika tugas yang dijalaninya ini akan tercatat dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Dengan membawa cangkul, Yusuf bergegas naik ke mobil pak Lurah yang menjemputnya dan menuju lokasi.
Ia kaget saat tiba di lokasi melihat banyak tentara bersenjata dengan baret merah dan melihat tujuh kawannya sedang memacul kebun.
“Disitu saya lihat ada bang Ambar Suparyono, Mahmud, Mawih, saya dateng ama Pane,” ucap Yusuf dalam video itu.
Yusuf bersama delapan orang diperintahkan menggali beberapa tempat yang mencurigakan.
Hingga kemudian mereka menemukan sebuah lokasi mirip sumur, tapi ditanami pohon pisang.
Di situ juga ditemukan sayuran, potongan kain merah, kuning, hijau.
“Terus ada serombongan datang bilang persisnya di sumur ini. Saya gatau siapa, berpakaian tentara, ada juga pakaian coklat, enggak tau siapa,” imbuhnya.
Usaha Yusuf dan bersama terus menggali sumur tersebut sampai akhirnya waktu gelap.
Di antara mereka pun sudah ada yang hampir pingsan lantaran kelelahan dan tak makan ataupun minum.