Anak pertama dari dua bersaudara ini kembali menegaskan kegiatan yang dilakukan murni karena ingin membantu secara sukarela.
"Saya tidak berharap apa-apa. Saya merasa suka saja kalau menolong orang selagi memang saya bisa," kata Akmal yang tampak masih berkeringat di dahinya.
Sejauh ini, Akmal mengaku tidak menemukan kendala saat bekerja di TPU Jombang.
Akmal membantu pemakaman jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang hampir setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai pukul 22.00 WIB.
Selama lebih lima bulan bertugas sebagai relawan petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang, Akmal mengaku tidak pernah mengalami kejadian yang bersifat mistis.
Pemuda bertubuh gemuk itu mengaku justru lebih khawatir saat mengetahui ada rekan sesama petugas pemakaman yang kelelahan.
Di mata rekan-rekannya di TPU Jombang, Akmal dinilai sebagai anak yang rajin.
"Dia anaknya memang punya inisiatif yang tinggi, sudah gitu rajin banget terus juga sopan," kata Ketua TPU Jombang Tabroni.
Akmal mengungkapkan dirinya keinginan ingin terus membantu sesama warga.
Ia bercita-cita menjadi perawat.
Selepas lulus sekolah tingkat SMK nanti, dia ingin mendaftar dan mengikuti seleksi mahasiswa perguruan tinggi negeri dengan mengambil jurusan akademi keperawatan.
"Inginnya kuliah di UI (Unniversitas Indonesia). Kampus impian saya kuliah di UI, tapi tidak harus di UI juga sih, bisa juga di kampus lain," kata Akmal diikuti tawa kecilnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Kisah Anak Sekolah jadi Petugas Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19, Jauh Rasa Takut Malah Kasihan, https://banten.tribunnews.com/2020/09/23/kisah-anak-sekolah-jadi-petugas-pemakaman-jenazah-pasien-covid-19-jauh-rasa-takut-malah-kasihan?page=all