Pesawat C-47 terbang menukik ke atas lagi disertai wajah wajah tegang anggota RPKAD.
Kedua C- 47 akhirnya hanya bisa berputar putar dan dengan perhitungan ketersediaan bahan bakar, Kapten Dick memberi perintah divert menuju lapangan udara Namlea yang berada di Pulau Buru.
Butuh waktu terbang setengah jam untuk menuju Namlea dan berkat bantuan sinar bulan yang remang remang, C- 47 yang diterbangkan Kapten Dick telah mendarat terlebih dahulu dan parkir di ujung landasan.
Kini giliran Letnan Nursaid untuk mendarat di lapangan udara yang tanpa dilengkapi fasilitas untuk penerbangan malam, memiliki landasan pendek, dan proses pendaratan darurat itu hanya menggunakan perangkat landing light yang berada di pesawat.
Akhirnya berkat perhitungan cermat dan kerja sama antara pilot serta kopilot saat melaksanakan pendaratan, dengan cara menginjak rem sekuat tenaga begitu roda pesawat menyentuh tanah, C-47 berhasil mendarat selamat hanya beberapa meter jaraknya dari C-47 yang dipiloti Kapten Dick.
Dalam kondisi setengah gelap dan di bawah temaram sinar bulan semua kru serta pasukan segera berkumpul di sekitar pesawat.
Komandan pasukan RPKAD tampak memberikan brifing sementara sebagian lainnya berkeliling lapangan udara untuk menilai situasi.
Hasil dari observasi medan itu cukup mengejutkan karena di balik semak semak sudah banyak tentara lokal yang datang mengepung dan siap menyerang.
Atas laporan itu, komandan pasukan RPKAD segera bertindak cepat.
Ia segera meraih megaphone dan menyerukan agar pasukan yang sedang mengendap di balik semak belukar segera keluar.
Komandan RPKAD juga menegaskan bahwa pasukan yang baru mendarat adalah tentara RI.
Pasukan lokal yang semula bersembunyi pun keluar dengan menenteng senapan masing-masing dan selanjutnya saling bersalaman.
Ternyata pasukan lokal itu mengira jika pasukan yang baru saja mendarat menggunakan dua C-47 adalah pasukan Permesta yang ingin menduduki Pulau Buru.
Mujur pasukan lokal itu tidak langsung menembak begitu dua C-47 mendarat.
Pengiriman pasukan RPKAD ke Ambon akhirnya berjalan lancar dan dari Ambon pasukan RPKAD kemudian dikirim ke Sulawesi Utara untuk bertempur menggunakan kapal perang.