Meski Disiksa Habis-habisan, Prajurit Kopassus Ini Tetap Bungkam Terhadap Belanda, Simak Kisahnya
Butuh mental luar biasa, ikhlas menerima takdir tangan atau kaki terpotong karena membusuk tertembak dan lambat ditolong.
TRIBUNJAMBI.COM - Sisi lain yang tak banyak diungkap, yakni ketika mereka harus meneruskan hidup dengan bagian tubuh terpotong akibat pertempuran.
Pernahkah kita tahu, apa yang dirasakan ketika kemenangan diraih tapi dibayar dengan sebagian tubuh hancur.
Seperti legenda Kopassus satu ini. Namanya Kolonel Agus Hernoto adalah pejuang tak kenal takut di lingkungan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Dilansir Sripoku.com dari buku legenda Pasukan Komando, Agus kehilangan kaki kiri dalam sebuah pertempuran membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Buku itu ditulis putra masing-masing tokoh, yakni Bob H. Hernoto dan Bobby Revolta.
Dalam pertempuran di pedalaman Papua pada pertengahan 1962, Agus dan pasukannya terlibat kontak senjata hebat.
Dia terluka parah pada bagian punggung dan kaki kiri dan tawan di Sorong.
Bukan pengobatan yang didapat tapi hari-harinya diisi dengan penyiksaan.
Tapi mulut Agus terkunci rapat.
Dia tak sudi membocorkan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani atasannya.
Karena tak mendapat pengobatan memadai, kaki kirinya membusuk dan mengeluarkan belatung.
Dia pun rela diamputasi dengan peralatan medis seadanya.
Sayangnya, setelah ia bebas dan kembali ke Jakarta.
Karena cacat, Agus Hernoto oleh pimpinan RPKAD dikeluarkan.
Rekan yang juga atasannya, Benny Moerdani berusaha membelanya.