Orang Terdekat Ahok Meninggal, BTP dan Puput Nastiti Devi Bergegas Pulang Kampung

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok BTP.

Suami Puput Nastiti Devi itu baru saja kehilangan orang terkasih, yakni sang kakek tercinta.

Senin 24 Agustus 2020, Ahok dan Puput bergegas pulang kampung ke Gantung, Belitung Timur seusai mendengar kabar tersebut.

Kakek Ahok sendiri diketahui bernama Bun Kim Fo, meninggal di usia 96 tahun.

Sore hari sekira pukul 17.00 WIB, Ahok datang membawa sang istri.

Ahok cium mesra Puput Nastiti di hari ulang tahunnya (Instagram @btpnd)

Malam hari sekitar pukul 19.30 WIB, Ahok beserta koleganya melakukan doa bersama mendoakan kakeknya.

Setelah berdoa, rombongan pejabat di Belitung Timur mengunjungi tempat duka di Kawasan Pasar Gantung.

Terlihat Ketua DPRD Beltim Fezzi Uktolseja, Kapolres Beltim AKBP Jojo Sutarjo, Kajari Beltim Abdur Kadir, Anggota Dewan Sudarsono Sulai, dan pejabat lainnya.

Sampai berita ini diterbitkan, banyak kolega Ahok yang datang mengunjungi rumah duka untuk menyatakan rasa berkabung.

Reaksi Luna Maya Dengar Ariel NOAH Ingin Balikan dengan Mantan: Coba Tanya Spesifik Mantan Yg Mana?

Konflik Israel vs Hamas Makin Panas - Pesawat Tempur Israel Terus Serang Gaza

KISAH Ahok BTP Setelah Aksi 411

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menceritakan kembali peristiwa 4 November 2016 atau lebih dikenal 411.

Aksi 411 sendiri adalah reaksi berbagai organisasi masyarakat terkait pernyataan Ahok di Kepuluan Seribu empat tahun silam, tepatnya 4 November 2016.

Pernyataan tersebut menyeret Ahok sebagai tersangka hingga akhirya terpidana kasus penistaan agama.

Kisah tersebut Ahok ungkap melalui kanal YouTube miliknya dalam perbincangan bertema "Makna Talks" berdurasi 12 menit. Namun, tidak semua hal disebutkan secara rinci, dia mengungkapkan beberapa hal penting saja pascakejadian.

Seperti Ahok memilih bertahan di dalam rumahnya saat 411, selanjutnya Ahok sempat ingin berpindah negara ketika dalam penjara.

Berikut rangkumannya:

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Ahok merasa lebih baik mati di rumah

Ahok kilas balik empat tahun silam, saat itu dirinya memang dirinya bersama keluarga masih tinggal di rumah dan bisa tidur nyenyak.

Namun, keadaan makin tidak stabil. Bisa saja massa menggeruduk rumah Ahok kala itu.

Ahok kemudian menceritakan bahwa aparat kepolisian sempat memintanya agar mengungsi ke sebuah pulau tak berpenghuni. Namun permintaan itu ditolak.

"Dia bilang ke saya bisa diserbu ke rumah, nah itu kan tugas kalian jaga di depan, kalau kalian takut kalian tinggalin saja. Saya lebih baik mati di rumah satu keluarga," kata Ahok dikutip dari kanal YouTubenya, Minggu (9/6/2020).

Menurut dia, jika ada orang yang berniat jahat di kediamannya kala itu, setidaknya berita bisa menyebar lebih cepat.

Sempat ingin pindah negara

Ahok dinyatakan bersalah dan dipenjara di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.

Masih dalam video rekaman yang diunggah di YouTube, Ahok mengatakan bahwa keluarganya saat itu sangat terkejut dan stres ketika dia dinyatakan bersalah atas kasus penodaan agama dan harus mendekam di penjara.

Bahkan, Ahok mengaku sempat berpikiran untuk pindah warga negara.

"Waktu baru masuk, baru mereka agak marah, dan syok dan stres. Saya juga sempat berpikir mau pindah warga negara lah," ujar Ahok.

Wacana itu muncul sebab Ahok khawatir kepada anak-anaknya yang masih bersekolah dan kuliah nantinya akan mendapat perundungan.

Ahok khawatir terhadap anak-anaknya

Lama-kelamaan emosi Ahok mulai terkontrol ketika berada di Mako Brimob.

Ahok pun mengaku bahwa dia dan keluarga akhirnya bisa menerima kejadian tersebut dan melewati masa-masa sulit kala itu.

Terlebih Ahok mengkhawatirkan dampak kejadian ini terhadap anak-anaknya.

Namun, kekhawatiran Ahok tidak terjadi. Di tempat kuliah, bahkan di sekolah dukungan diberikan kepada guru.

"Ya akhirnya bisa kita terima juga. Si Nico, ya kita takut dia di-bully juga kan, dia kuliah di UI, tetapi kan (enggak). Kayak sekolahnya Daud dia enggak di-bully," kata Ahok.

"Karena guru-gurunya juga baik. Bilang papamu enggak salah, papamu is a hero. Jadi itu anak anak membangkitkan semangat dia, bahwa papanya ini hero," sambung Ahok.

Untuk diketahui, aksi 411 mulanya berlangsung secara damai. Namun, kemudian terjadi kericuhan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, yakni Kombes Awi Setiyono mengungkapkan bahwa massa mulai mendatangi depan Istana Merdeka, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat, sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat itu baru beberapa orang saja yang berorasi di lokasi tersebut.

Harapan Pekerja Swasta Tertunda, Bantuan Rp 600 Ribu Dari Pemerintah Tidak Jadi Dicairkan Hari Ini

Gara-gara Jengkol, Untung Tewas Dibunuh Pamannya Sendiri, Luka Sabet di Kepala Bikin Korban Terkapar

"Setelah shalat Jumat baru massa mulai berbondong-bondong memadati ruas Jalan Medan Merdeka Barat," ujar Awi, di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/11/2016).

Awi melanjutkan, setelah berkumpul, massa melakukan orasi. Pada pukul 13.50 WIB, ada kelompok massa yang melempari botol air mineral ke arah petugas.

Kemudian, sekitar pukul 14.42 WIB, kata Awi, ada kelompok massa yang menarik pagar kawat berduri.

Saat itu polisi tidak melakukan perlawanan dan secara bersama-sama membacakan Asmaul-Husna agar massa demo 4 November tenang.

"Massa yang di depan menarik pagar kawat sampai keluar dari konblok. Kan konlok dulu, kemudian security barier dan baru polisi," ucap Awi.

Setelah itu, aksi cenderung kondusif. Namaun kerusuhan mulai terjadi pada pukul 18.14 WIB ketika massa berusaha menerobos barikade polisi.

Usai aksi berlangsung, proses hukum tetap dijalani oleh Ahok. Akhirnya, Ahok dinyatakan bersalah pada sidang tanggal 9 Mei 2017.

Ahok pun menjalani penahanan selama 20 bulan di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, dan bebas pada Januari 2019 silam.

(Posbelitung.co/ Bryan Bimantoro)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kumpulan Kisah Ahok Usai Aksi 411, Memilih Tinggal Dalam Rumah hingga Wacana Pindah Kewarganegaraan" dan Ahok Tengah Berduka, Orang Terdekatnya Meninggal hingga Putuskan Pulang Kampung ke Belitung

Berita Terkini