100 Tahun PK Ojong

Siapa Sebenarnya PK Ojong? Pendiri Kompas yang Nekat saat Diberedel Soeharto

Penulis: Andreas Eko Prasetyo
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jakob Oetama, PK Ojong, Adi Subrata, dan Irawati (generasi pertama Intisari, dari kiri ke kanan)

Semasa hidupnya, Ojong dikenal sebagai pribadi yang sederhana, jujur, bertanggung jawab, dan pandai mengelola keuangan.

Ojong tidak suka menyumbang untuk acara pesta yang menghamburkan uang, namun memberikan donasi kepada yang membutuhkan bantuan.

Video Mahluk Misterius Penghisap Darah di Tapanuli Utara Terkuak, Benarkah Musang Binturung?

Selain itu, PK Ojong juga seorang pekerja keras dan mengutamakan persatuan bangsa berdasarkan Bhineka Tunggal Ika.

Semasa bersekolah di Hollandsch Chineesche School (HCS, sekolah dasar khusus warga Tionghoa) Payakumbuh, Ojong dikenal sebagai anak yang disiplin dan serius.

Pada masa itu, ia berkenalan dengan ajaran agama Katolik.

CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Rikard Bagun, Pimpinan Redaksi Haria Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Bisnis Harian Kompas Lukas Widjaja, anak pendiri Kompas PK Ojong, Mariani melayat ke makam PK Ojong di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018). ((KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA))

Beberapa waktu kemudian, dia masuk Katolik dan mendapat nama baptis Andreas.

Peng Koen kemudian sempat pindah ke HCS Padang, lalu melanjutkan ke Hollandsche Chineesche Kweekschool.

Di Hollandsche Chineesche Kweekschool (HCK, sekolah guru), ia gemar membaca koran dan majalah yang dilanggani perkumpulan penghuni asrama.

Di sini Auwjong Peng Koen mulai belajar menelaah cara penulisan dan penyajian gagasan.

Kabar Gembira! Kini Pasien Covid-19 Bisa Klaim Biaya Perawatan, Ini Syarat Aturan Barunya!

Di sekolah guru setingkat SLTA ini, Peng Koen terpilih sebagai ketua perkumpulan siswa.

Ia bertugas menyediakan bahan bacaan buat anggota serta menyelenggarakan pesta malam Tahun Baru Imlek dan piknik akhir tahun.

Ojong kemudian meneruskan studinya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 1951.

Guru lalu jadi wartawan

Pada awalnya, PK Ojong bekerja sebagai guru di SD Budi Mulia di Mangga Besar Jakarta.

Ojong mempelajari mengenai jurnalistik pada tahun 1946, ketika dia bergabung dengan Star Weekly, sebuah mahalan untuk komunitas Tionghoa-Indonesia.

Halaman
1234

Berita Terkini