Berita Selebritis

Tentara Jangan Sampai Patah Hati di Youtube TNI AD, Mengenang 25 Hari Kepergian Didi Kempot

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Didi Kempot saat diwawancara Kolonel (arm) Anang Krisna pada November 2019.

"Saya diberikan pilihan, kalau tidak kuat ya tidak lanjut konser ini. Kalau kuat kita lanjut'. Saya bilang lanjut, karena saya ingin mewujudlam mimpi mas Didi konser di SUGBK," ucapnya.

Yan Vellia menyebutkan kalau sebelum meninggal dunia, pelantin 'Pamer Bodjo' dan 'Cidro' itu sampai bermimpi bisa beraksi diatas panggung yang letaknya didalam SUGBK.

"Dia mimpi bener konser di situ dan kebetulan di situ 30 tahun mas Didi Berkarya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Yan Vellia mengaku belum bicara lebih lanjut dengan promotor bagaimana acara konser 'Ambyar Tak Jogeti' tetap berjalan.

"Konsepnya nanti kami bicarakan lagi, mungkin ada featuring dengan artis Jakarta yang selama ini garap proyek sama mas Didi," ujar Yan Vellia.

Seniman Suriname Berduka

Sementara itu, Kehilangan bukan saja dirasakan warga Indonesia, tetapi warga jawa di Suriname pun  merasakan kehilangan Didi Kempot. 

Bahkan para seniman Suriname membuat persembahan untuk Didi Kempot. 

Tapi sebelumnya, mari kita simak dulu bagaimana Suriname bisa dipenuhi banyak orang Jawa, sehingga pada akhirnya membuat Didi Kempot memiliki fans di Surinamen, negara yang berada jauh di Amerika Selatan. 

Ditulis Kompas.com, masuknya orang-orang Indonesia yang mayoritas dari Jawa ke Suriname dimulai sejak tahun 1890.

Setelah itu terus dilakukan pengiriman hingga tahun 1939.

Sebagai negara penjajah, Belanda mengirimkan ribuan orang dari Indonesia ke Suriname.

Orang yang dikirim itu kebanyakan dari Jawa Tengah, ada juga dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Di sana mereka menjadi tenaga kerja yang ditempatkan di beberapa perkebunan.

Dari tahun 1890 hingga 1939 ada sekitar 32.956 orang Indonesia yang dikirim ke Suriname.

Halaman
1234

Berita Terkini