TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meengingatkan jajaranya untuk berhati-hati dalam melakukan kebijakan pelonggaran di wilayah pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menurut Jokowi, pelonggaran PSBB harus didasarkan pada data dan pelaksanaan di lapangan.
Tentunya, untuk menekan angka penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait evaluasi pelaksanaan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), melalui video conference yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/5/2020).
• Evelyn Duga Mantan Kekasihnya, Roy Kiyoshi Konsumsi Psikotropika Karena Stres dan Depresi
• Drastis! Dari 1 Keluarga di Sungai Penuh Positif s/d Wali Kota AJB Risau Ruang Isolasi Penuh
"Mengenai pelonggaran untuk PSBB agar dilakukan secara hati-hati dan tidak tergesa-gesa."
"Semuanya didasarkan data-data lapangan, pelaksanaan lapangan," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menyebut, prinsip kehati-hatian tersebut diharapkan segala keputusan yang diambil sudah tepat dan benar.
"Sehingga keputusan itu betul-betul keputusan yang benar," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, hingga kini pemerintah belum memutuskan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Mahfud MD menegaskan, hingga kini pemerintah masih mengacu pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Wilayah.
Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam Rapat Kerja Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Bersama Komite I DPD secara virtual, Jumat (8/5/2020).
"Jadi sampai sekarang soal relaksasi belum ada keputusan."
"Semua yang ada sekarang masih berdasarkan nomor 6 tahun 2018."
"Termasuk pengaturan tentang kendaraan, termasuk pengaturan tentang transportasi yang baru dikeluarkan oleh Menhub itu," tutur Mahfud MD.
Mahfud MD mengatakan hingga kini pemerintah masih mendiskusikan sejumlah pertimbangan terkait hal tersebut.
Pertimbangan tersebut antara lain sejumlah tren relaksasi di negara lain.
"Kalau Bapak Ibu sekalian buka peta penanganan Covid-19 di seluruh dunia, hampir seluruh dunia sekarang melakukan relaksasi."
"India, italia, Amerika bagian-bagian tertentu, Malaysia mulai tanggal 4 kemarin sudah direlaksasi."
• Tak Dituruti saat Minta Bantuan Uang Rp 5 Miliar, Pria Ini Bacok Bayi, Kakek & Bocah 9 Tahun
Artinya apa? Semua yang kemarin ditutup itu dibuka kembali," papar Mahfud MD.
Meski begitu, sekali lagi Mahfud MD menegaskan pemerintah baru membicarakan kemungkinan-kemungkinan terkait relaksasi tersebut.
Sebelumnya, Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah mempertimbangkan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena sejumlah pertimbangan.
Relaksasi PSBB yang dimaksud Mahfud MD adalah pelonggaran-pelonggaran dalam penerapan aturan PSBB, namun dalam praktiknya tetap mempertimbangkan aspek keselamatan.
Sejumlah pertimbangan terkait relaksasi PSBB yang disebut Mahfud MD antara lain keluhan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dan belanja.
Pemerintah juga mempertimbangkan tingkat stres masyarakat.
"Karena kita tahu kalau terlalu dikekang juga akan stres."
"Nah, kalau stres itu imunitas orang itu akan akan melemah, juga akan menurun."
"Oleh sebab itu kita memikirkan, mari kerjakan ini semua secara sabar bersama-sama," kata Mahfud MD dalam tayangan Berita Satu News Channel bertajuk Inspirasi Ramadhan, Sabtu (2/5/2020).
• Mantan Kapolda Bengkulu Irjen Pol Supratman Positif Covid-19 Sehari Setelah Sertijab
Ia mencontohkan bentuk-bentuk relaksasi PSBB nantinya antara lain rumah makan dan tempat perbelanjaan akan bisa beroperasi dengan protokol khusus yang dirancang pemerintah.
"Misalnya rumah makan boleh buka dengan protokol begini."
"Kemudian orang boleh berbelanja dengan protokol begini, dan seterusnya dan seterusnya, ini sedang dipikirkan," beber Mahfud MD.
Karena itu, menurutnya saat ini yang diperlukan adalah kesadaran bersama dari semua pihak untuk tetap mematuhi aturan keamanan yang diatur oleh pemerintah terkait Covid-19, antara lain menjaga jarak fisik.
Hal itu karena menurutnya saat ini siapa pun yang lengah akan bisa terkena Covid-19.
"Sekarang ini sama, sama-sama posisinya di depan Covid itu sama."
"Siapapun yang lengah akan diserang."
"Oleh sebab itu kita harus saling sama-sama menjaga, jangan biarkan ditulari orang lain dan jangan juga menulari orang lain."
"Nah, itulah sekarang protokol yang diatur oleh pemerintah," ucap Mahfud MD. (Fransiskus Adhiyuda)
SUMBER: Wartakota
• Jelang Liga Spanyol Bergulir Pasca Corona, Latihan Real Madrid Langsung Dipimpin Zinedine Zidane