Virus Corona

Lampu UVC Pembunuh Virus Corona yang Dikembangkan Peneliti Universitas Columbia

Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Model lampu UVC baru, Care 222, diproduksi oleh anak perusahaan Amerika dari perusahaan Jepang Ushio, yang menyediakan sinar UVC untuk diuji kemampuannya untuk membunuh virus Corona

Selanjutnya diperiksa penggunaan sinar terhadap virus, termasuk virus flu dan baru-baru ini mengalihkan perhatiannya ke coronavirus.

"Kami berpikir, bagaimana kami bisa menerapkan apa yang kami lakukan dalam situasi saat ini," kata Brenner.

Tetapi untuk menguji dampak UVC pada virus Coronav yang sangat menular, tim harus memindahkan peralatan ke laboratorium yang sangat aman di Columbia.

“Eksperimen telah dilakukan sejak tiga atau empat minggu lalu," kata Brenner.

Dia menjelaskan sinar UVC dapat menghancurkan virus pada permukaan dalam beberapa menit.

Siapa Sebenarnya Bambang Nuryatno Rachmadi? Di Balik Berdirinya McDonalds di Indonesia

Mengenal Pemain Keturunan Indonesia yang Bakal Berlaga di Premier League Musim Depan, Siapa Dia?

Tim selanjutnya berencana menguji lampu pada virus yang tergantung di udara, seperti ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin di tempat umum.

Secara paralel, tes sedang dilakukan untuk memastikan sinar ini tidak berbahaya bagi manusia, katanya.

Selama 40 pekan dari sekarang, laboratorium telah bereksperimen dengan tikus dengan paparan sinar UVC selama delapan jam sehari, lima hari dalam seminggu.

“Iintensitas tersebut 20 kali lebih tinggi daripada yang mungkin kita pikirkan untuk digunakan dengan manusia."

Hasil Penelitian?

Setelah menguji mata dan kulit tikus:

"Kami sama sekali tidak menemukan apa-apa; tikus-tikus itu sangat bahagia dan juga sangat imut," kata Brenner.

Percobaan diatur untuk melanjutkan selama 20 minggu lagi.

Temuan tidak dapat sepenuhnya divalidasi oleh komunitas ilmiah sampai semua langkah telah diambil, bahkan jika tim sudah menyerahkan hasil awal ke jurnal Nature.

Dunia Telah Berubah

Halaman
123

Berita Terkini