Sehingga, ketika vaksin belum ditemukan maka istilah Herd Immunity menurut dia kurang pas untuk pandemi Covid-19.
Dicky juga menekankan bahwa pendekatan Herd Immunity sebelum ada vaksin sangat berbahaya apabila diterapkan.
"Karena ini bukan penyakit flu biasa," ungkapnya.
Dalam istilah pemahaman kekebalan komunitas yang terjadi saat ini, Dicky menyebut, data WHO secara global di dunia baru sekitar 3 persen yang kemungkinan memiliki kekebalan Covid-19.
"Masih besar yang rentan terkena, masih 90 persen lebih," jelas dia.
4. Pasien Sembuh Bisa Kebal?
Terkait hal itu, Dicky menjelaskan, virus corona Covid-19 adalah penyakit baru.
Sehingga para ilmuwan belum banyak tahu karakter dan sifat virus tersebut.
Termasuk apakah seseorang yang terinfeksi dan sembuh bisa memiliki kekebalan langsung belum ada jawaban pasti.
"Masih diteliti, kami ilmuwan menjawab sesuai dengan data dan literatur terkini. Sehingga kami selalu tekankan bahwa pencegahan lebih baik dari mengobati," kata Dicky.
Dia memaparkan, Covid-19 memang disebut-sebut sebagai penyakit paru-paru.
Tetapi belakangan penelitian membuktikan seseorang yang terinfeksi juga mengalami dampak organ vital lain seperti jantung, otak, ginjal, hati dan pembuluh darah.
"Pada usia dewasa muda ancaman kematian disebutkan juga tinggi karena adanya pembekuan darah," ujar dia.
5. Strategi Pemerintah
Strategi pertama yang dilakukan dalam setiap pandemi adalah memperbanyak jangkauan testing.