Bantuan ke negara lain
China menyatakan telah memberi bantuan ke negara-negara yang dilanda krisis corona. Bantuan langsung pemerintahan di Beijing itu dibagikan kepada 150 negara, termasuk berupa jutaan alat uji virus.
"Virus tidak mengenal batas. Persatuan dan kerja sama adalah senjata paling ampuh masyarakat internasional untuk mengalahkan epidemi,'' demikian disampaikan kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press.
Disampaikan lebih lanjut, China telah menyediakan bantuan sesuai kemampuannya, termasuk, 3,3 juta alat uji, 2,6 juta alat pelindung diri untuk petugas medis, 53 juta masker dan 729 ventilator.
Sementara itu Korea Selatan yang krisis coronanya juga mereda akan membagikan setengah juta masker bagi para veteran Amerika Serikat dari Perang Korea, sebagi upaya membantu negara lain yang masih krisis.
Pusat Pengendalian Penyakit Korea Selatan melaporkan di negaranya kini ada empat kasus infeksi baru dan tambahan satu orang yang meninggal dunia.
Dengan demikian Korsel mencatat 10.810 kasus corona di negaranya dengan 254 angka kematian.
Pada bulan Maret, Korea Selatan masih melarang ekspor masker dan menyalurkannya untuk kebutuhan domestik. Namun kini mereka menganggap pasokan masker telah stabil.
Maskapai terbesar Korea Selatan juga akan melanjutkan beberapa penerbangan bulan depan untuk memperluas transportasi kargo dan mempersiapkan diri untuk mengangkut penumpang.
Korean Air mengatakan mereka akan hanya mengoperasikan 32 dari 110 rute internasionalnya di bulan Juni.
Bagaimana dengan Singapura dan Sri Lanka?
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Singapura melewati angka 20.000: Associated Press melaporkan, banyak pekerja asing yang tinggal di Singapura, di asrama penuh sesak.
Dilaporkan ada 788 kasus infeksi baru yang menambah total kasus di negara itu mencapai 20.198. 90% dari kasus tersebut menimpa pekerja asing tinggal di asrama.
Namun demikian, Singapura akan mengizinkan bisnis tertentu beroperasi mulai 12 Mei dalam pelonggaran bertahap atas pembatasan yang berlangsung dua bulan dan akan berakhir 1 Juni.
Sementara itu, Sri Lanka kembali memberlakukan jam malam karena jumlah orang yang terinfeksi meningkat. Terdapat 797 pasien COVID 19 di Sri Lanka, termasuk sembilan angka kematian.
Lebih dari setengahnya dilaporkan setelah tanggal 22 April: Sebagian pasien adalah pelaut angkatan laut atau berkontak dekat dengan mereka.
Sumber : kontan.co.id