TRIBUNJAMBI.COM - Bahasa Kerinci sangat kaya ragam dan ternyata ada kaitannya dengan austronesia. Hal ini diteliti oleh peneliti dari Amerika.
Keberagaman itu diteliti oleh peneliti dari Amerika bernama Timothy McKinnon. McKinnon adalah seorang peneliti linguistik di Indonesia dari Universitas Winconsin Amerika Serikat yang menghabiskan S2 dan S3-nya di University of Delaware.
“Keberagaman bahasa itu luar biasa. Itu juga masih menjadi teka-teki untuk para ahli bahasa,” katanya dalam Bahasa Inggris.
Objek penelitiannya adalah bahasa Jambi, Kerinci, dan Minangkabau. Tiga bahasa ini mempunyai dialek masing-masing. Ia kemudian mengumpulkan data dari bahasa-bahasa Melayu, khususnya di Indonesia bagian barat dan ada banyak data dari bahasa Kerinci. Ia menceritakan bahwa semua ragam bahasa Melayu berasal dari satu bahasa, yaitu bahasa Proto-Melayik yang merupakan salah satu bahasa Austronesia.
Namun, Timothy mengatakan Proto-Melayik itu jelas tidak ada lagi meskipun hingga anaknya seperti bahasa Proto-Kerinci, Proto-Minangkabau pun.
“Tapi kita bisa membuat inferensi mengenai itu melalui ragam bahasa Melayu tradisional di Sumatra sekarang. Kita membandingkan dan melihat seperti apa perubahan yang terjadi.” katanya.
Menurutnya, Kerinci untuk konstruksi atau pembentukan bahasa pasifnya cukup konservatif. Artinya, masih ada unsur yang berasal dari bahasa Austronesia.
“Meskipun begitu ada banyak perubahan fonologis atau bunyi dari sistem vokal daerah itu, seperti kalau dulu ada lima sistem vokal seperti au, i, a, dan u. Sekarang sudah ada 15 vokal, tetapi juga tergantung bahasa Kerinci di daerah mana. Dia mengalami banyak perubahan bunyi yang sangat drastis.” ungkapnya.
Ia menyebut sebuah penelitian dari Almarhum Profesor Amir Hakim Usman, seorang ahli bahasa Kerinci. Amir Hakim Usman membuat disertasi tentang bahasa Kerinci ketika di Universitas Indonesia dan kemudian bekerja di Universitas Andalas Sumatra Barat.
Ia mengatakan Amir Hakim menyebut ada 80 ragam bahasa di Kerinci.
“Keragaman itu masih menjadi teka-teki untuk ahli bahasa. Seperti satu desa dengan desa yang lain itu yang hanya dipisahkan oleh sawah, tetapi perbedaan bahasanya sudah sangat terlihat.”
Semua yang diceritakan Timothy merupakan bagian dari presentasinya yang bertajuk The Typology of Voice in Malayic: The Development of Agent-Demoting Passives. Tajuk ini melibatkan Timothy McKinnon, Peter Cole, Yanti, dan Gabriella Hermon.
Namun, Timothy lebih menyorot tentang struktur aktif pasif dan fokus penelitiannya lebih kepada tipologi bahasa.
“Terutama terkait dengan bahasa Melayu.” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunjambitravel.com dengan judul Bahasa Kerinci Masih Terkait Austronesia
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunjambitravel.com dengan judul Bahasa Kerinci Masih Terkait Austronesia, https://tribunjambitravel.tribunnews.com/2020/04/22/bahasa-kerinci-masih-terkait-austronesia.
Penulis: Jaka Hendra Baittri
Editor: Jaka Hendra Baittri