Intip UMKM Batik Jambi Milik Rifda, Sehari Bisa Cetak 100 Helai Kain
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menghasilkan Batik Jambi yang indah memang tidak mudah, karena banyak proses yang dilakukan agar mendapatkan corak batik yang diinginkan.
Seperti hal yang dilakukan Rifdatul Khoiro misalnya, pembatik yang sudah belajar membatik sejak di bangku Taman Kanak-kanak ini juga mengalami berbagai kesulitan saat membatik.
Misalnya untuk mendapatkan warna batik yang maksimal, maka sinar matahari yang dibutuhkan juga harus betul-betul terik.
Karena jika cuaca tidak panas dan matahari tidak keluar, maka warnanya yang dihasilkan juga kurang maksimal.
“Biasanya kalau konsumen pesan batik dengan corak dan motif yang sama, maka untuk pemesanan yang kedua kali biasanya warnanya agak sedikit berbeda. Bahkan tingkat kesamaan warnanya hanya mencapai 80 persen saja,” kata Rifda, Selasa (10/3/2020).
Proses membuat batik juga dilakukan dengan proses yang panjang. Untuk tahap awal biasanya pembatik memotong kain yang akan di cap atau dilukis. Biasanya kain batik yang dijual bukan permeter, namun perhelai kain.
Setelah dicap atau dilukis, kain tersebut ditembok menggunakan lilin hitam yang dimasak. Lilin tersebut digunakan untuk menutupi warna kain yang akan digunakan.
“Biasanya satu pembatik menyelesaikan proses menembok sekitar satu hari,” katanya.
• Nyamannya Bersantap di Waroeng Jambi, Tampil dengan Dekorasi Kain Batik Jambi
• Daftar Harga TBS Kelapa Sawit Periode 6-12 Maret 2020, Turun Lagi Rp 96,13 per Kg
• Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Puasa 24 April dan Idul Fitri 24 Mei 2020
Jika hasil tembok kain sudah kering, maka kain batik tersebut langsung direbus, proses ini biasnya dinamakan proses lorot. Proses ini berfungsi untuk melepaskan lilin yang digunakan untuk menutupi warna kain. Setelah itu, kain akan diberi pewarnaan sesuai dengan warna yang diinginkan.
“Kalau lilin sudah lepas, maka langsung dibilas dan dijemur sehingga menghasilkan warna yang diinginkan,” sebutnya.
Untuk harga batik yang dijual biasanya beragam, ini tergantung dengan motif batik dan prosesnya. Jika teknik yang digunakan memakai teknik lukis biasanya kain batik lebih mahal daripada batik cap.
Begitu juga jika proses penembokan dilakukan selama dua kali, biasanya harga batik lebih mahal. Karena kain yang akan dihasilkan lebih halus dari biasanya.
Bahkan dari hasil karyanya, Rifda saat ini mampu menjual batiknya hingga jutaan rupiah dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
“Alhamdulillah kita juga sudah punya Rumah batik, dimana rumah batik ini setiap warga Kota Jambi bisa belajar membantik,” katanya.
Ia menamakan tempat belajar membatik tersebut Rumah Batik Jambi Berkah. Ini menjadi tempat pertama dan satu-satunya di Jambi sebagai Edukasi dan wisata membatik.
Karena di Rumah Batik Jambi Berkah ini pengunjung bisa belajar proses membatik, hand out materi, mendapat penyampaian materi batik, dan praktik Batik Tulis dan cap.
Lokasi Rumah Batik ini berada di Kelurahan Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura. Tidak jauh dari pusat kota Jambi. Sehingga pengunjung yang ingin melihat proses membatik tidak sulit untuk mengakses lokasi Rumah Batik Jambi Berkah ini.
Di Rumah Batik Jambi Berkah ini nantinya pengunjung bisa melihat setiap step pembuatan batik. Mulai dari memotong kain, pengecapan batik, melukis batik, memberikan lilin di batik, pewarnaan batik, hingga menjadi potongan kain yang siap dipakai.
“Kami akan buka tiap hari mulai pukul 08.30 - 17.00 WIB untuk siapapun yang ingin mengajak tamu terhormatnya untuk belajar membatik disini. Mulai dari tamu luar daerah, mancanegara, hingga anak-anak sekolah yang ingin belajar membatik secara gratis. Semoga awal ini menjadi kebanggaan bagi warga Kota Jambi,” ujarnya.
Rifda juga berharap agar rumah batik berkah ini nantinya tidak hanya menjadi pusat UMKM batik di Kota Jambi. Melainkan mampu menjadi industri batik di Jambi. Karena saat ini pihaknya mampu mencetak batik hingga 100 helai kain perhari.
“Dengan harapan, nantinya mampu mencetak lapangan pekerjaan yang lebih banyak, dan bisa bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya.
Ini semua dilakukan Rifda juga untuk menunjukkan bahwa dirinya berkomitmen untuk meningkatkan kebudayaan batik di Kota Jambi. Namun tetap mengedepankan nilai kejujuran, ketekunan, dan konsisten.
(Tribunjambi.com/Rohmayana)