Dalam foto yang berhasil diabadikan awak media, Mayangsari terlihat duduk bersimpuh sambil menundukkan wajah penuh air mata di hadapan jenazah Soeharto.
Sang suami, Bambang Trihatmodjo duduk di sampingnya sembari memangku putrinya, Khirani Trihatmodjo.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Mayangsari kala itu, hanya sesekali mengusap wajah dari air mata dengan kain batik yang ia kenakan.
Di balik kemunculannya yang cukup berani dan mengejutkan ini, kehadiran Mayangsari rupanya sempat tak dikehendaki oleh keluarga sang suami.
Berdasarkan pengakuan saksi mata yang berhasil di wawancarai oleh wartawan Nova pada saat itu, adalah Titiek dan Mamiek, 2 putri Soeharto yang tak menginginkan kehadiran Mayangsari.
Melansir Tabloid Nova edisi 30 Januari 2008, saking tak sukanya dengan kehadiran Mayangsari, Mamiek dan Tatiek sempat disebut mengusir penyanyi lawas tersebut.
Kedua saudara Bambang Trihatmodjo tersebut langsung berdiri dan meminta Mayangsari untuk segera keluar dari rumah.
Melihat reaksi negatif dari kedua saudarinya, Bambang disebut seorang saksi mata yang enggan disebut namanya langsung turun tangan.
Menurut kesaksian saksi mata, sempat terjadi perdebatan dan Bambang berhasil membujuk kedua saudarinya untuk memberi kesempatan pada istrinya.
Halimah yang juga menghadiri acara layatan tersebut pun disebut-sebut sempat memberikan reaksi atas insiden pengusiran Mayangsari ini.
"Dia (Halimah) cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak," ungkap saksi mata tersebut.
Insiden pengusiran Mayangsari oleh kedua putri Soeharto ini pun telah dibenarkan oleh kuasa hukum Keluarga Cendana, Juan Felix Tampubolon.
Memang saat terjadi pengusiran, Juan Felix mengaku tidak berada di lokasi, namun bukan berarti insiden tersebut tidak terjadi.
Nyatanya, insiden pengusiran tersebut benar-benar terjadi.
"Saya dengar kabar memang demikian, karena saat kejadian saya sudah berada di Solo," ucap Juan Felix Tampubolon.