Pemulangan WNI Dari Wuhan

WNI Dari Wuhan Akan Dikarantina 15 Hari di Natuna, Warga Setempat Ajukan Penolakan!

Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Persebaran virus corona

TRIBUNJAMBI.COM - Meski sempat terjadi penolakan oleh warga, pemerintah tetap karantina 234 WNI di Natuna.

 Natuna ditetapkan sebagai daerah karantina, yakni di hanggar Bandara Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna sebagai lokasi isolasi.

Bahkan, di lokasi hanggar Lanud, sudah didirikan tenda-tenda dengan peralatan medis serta diobservasi oleh tim medis dan psikolog.

Pemerintah Pulangkan WNI Dari Wuhan, Warga Ramai-ramai Tolak Natuna Jadi Lokasi Karantina

 Tenda itu nantinya dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan kepada para WNI tersebut sebelum akhirnya dipulangkan ke daerahnya masing-masing.

Pemerintah melalui Kemenkes juga menurunkan tim medis selama perawatan pada proses karantina.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, penempatan sementara bagi WNI dari Wuhan di Natuna tersebut bukanlah tanpa alasan.

Sebab, mereka nantinya akan ditempatkan sementara di hanggar milik Lanud Raden Sadjad.

Tips Taklukan Soal SKD Lengkap Dengan Kisi-kisi Soal yang Keluar Dalam Seleksi CPNS 2019

Di mana, di hanggar ini lokasinya terbilang cukup luas sehingga para WNI yang menjalankan observasi bisa melakukan segala aktivitasnya dengan nyaman tanpa bersinggungan langsung dengan masyarakat.

"Bahkan lokasinya juga terbilang jauh dengan bandara sipil, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan. Yang terpenting para WNI tersebut bisa berolahraga dengan suasana alam yang masih alami," jelas Doni, Sabtu (1/2/2020).

Doni menambahkan, nantinya masa karantina atau observasi dilakukan lebih kurang selama 15 hari dan setelah itu baru dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.

Daftar Harga BBM Februari 2020 - Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex

Doni juga menegaskan saat ini kondisi 243 WNI yang dijemput di Wuhan dalam keadaan sehat.

Bahkan, saat tiba di Bandara Hang Nadim di Batam mereka kembali mendapatkan pemeriksaan dan jika ditemukan yang suhu tubuhnya di atas rata-rata maka akan langsung mendapatkan perawatan.

"Bagi yang tidak ada masalah langsung dibawa ke Natuna menggunakan pesawat TNI AU.

Mereka di Wuhan juga diperiksa kesehatannya dari sejumlah tim medis gabungan dari seluruh dunia, mereka yang akan dievakuasi itu sudah dipastikan sehat semua, hanya saja mereka butuh penempatan sementara 2 minggu," ungkap Doni.

WHO telah menetapkan sejumlah aturan, bahwa bagi yang positif mengidap virus corona, dilarang keluar dari Wuhan.

Sebelumnya, warga Natuna melakukan aksi menolak rencana pemerintah pusat menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina untuk WNI tersebut.

Bahkan penolakan itu dilakukan di depan Markas Koramil Ranai, Kabupaten Natuna, Sabtu (1/2/2020) siang tadi.

Informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com, warga Natuna berkumpul sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB untuk menyampaikan aksinya.

Sehingga, membuat akses menuju bandara Lanud Raden Sadjad tertutup.

Meski warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menolak daerahnya dijadikan lokasi karantina 243 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China. Namun pemerintah Pusat tetap memutuskan Natuna sebagai daerah Karantina, yakni di hanggar Bandara Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna sebagai lokasi isolasi. (DOK YULIUS PILIANG/Kompas.com)

Alasan penolakan

Sejumlah warga Kabupaten Natuna, Provinsi Riau beramai-ramai mendatangi Kantor DPRD Natuna.

Mereka memprotes akan masuknya lebih dari 200 warga negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, Provinsi Hubei.

WNI asal Wuhan tersebut rencananya akan menjalani proses karantina di Natuna, sebelum kembali ke keluarganya.

Setelah memasuki gedung DPRD, warga Natuna pun melakukan rapat dengan otoritas daerah setempat pada Jumat (31/1/2020).

Ketua DPRD Natuna, Andes Putra, menyampaikan alasan mengapa para warga menolak kedatangan WNI dari Wuhan.

"Dalam bidang kesehatan, tenaga medis dan alat medis di Natuna kurang.

Jangankan untuk para WNI dari Wuhan yang datang, Untuk warga di Natuna saja masih kekurangan," ujar Andes sebagaimana dalam cuplikan Youtube Channel Kompas TV.

Andes yang mewakili warga di Natuna mengaku tidak ingin tertular virus corona.

"Jadi warga di Natuna tidak ingin virus corona itu menular kepada masyarakat, untuk itu kita menolak," katanya selepas rapat dengan para warga, Sabtu (1/2/2020) dini hari.

Andes menegaskan poin penolakan warga adalah karena fasilitas medis di Natuna yang kurang memadai.

Lebih lanjut, pihaknya akan segera memikirkan solusi yang tepat bagi warga di Natuna.

Namun, Andes menyatakan akan menyampaikan keberatannya itu kepada pemerintah pusat.

"Untuk sementara masih akan dibicarakan kembali solusinya, namun warga Natuna tetap menolak atas kedatangan WNI dari WUhan.

Pemerintah kabupaten Natuna akan menyampaikan kepada pemerintah pusat, Natuna menolak kedatangan tersebut," ungkap Andes.

Alasan dipilihnya Natuna
Kabupaten Natuna, Provinsi Riau ditetapkan oleh pemerintah menjadi tempat transit sementara.

Hal itu disampaikan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di Tangerang, Sabtu (1/2/2020) hari ini.

Hadi memberikan alasan mengapa memilih Natuna sebagai tempat transit para WNI.

"Protokol kesehatan di antaranya yang harus dipenuhi kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk."

"Dan yang terbaik dan yang terpilih adalah wilayah Natuna," ujar Hadi sebagaimana diberitakan dalam Youtube Channel Kompas TV, Sabtu (1/2/2020).

Lebih lanjut, Hadi mengatakan beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Natuna.

"Natuna adalah pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga angkatan, ada dokter dari Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Aangkatan Udara," katanya.

Tak hanya itu saja, lanjut Hadi, landasan pacu di Natuna berdekatan dengan wilayah evakuasinya.

"Sehingga nanti saudara-saudara kita yang datang langsung turun dari pesawat untuk masuk ke penampungan mereka," tutur Hadi.

Ia pun menyebutkan rumah sakit yang jadi tempat karantika bisa menampung hingga 300 orang.

"Mampu menampung sampai 300 dilengkapi dengan seluruh kebutuhan termasuk MCK (mandi,cuci, kakus) dan dapur lapangan," ungkapnya.

Sementara itu, Hadi juga menyebutkan Natuna memenuhi syarat yang berjauhan dengan pemukiman penduduk.

"Sementara jarak tempat penampungan ke tempat penduduk kurang lebih 5-6 kilometer."

"Dari hasil penilaian memenuhi syarat untuk protokol kesehatan sehingga Natuna dipilih menjadi tempat transit sementara sampai dengan dinyatakan bebas bisa bertemu keluarga," tegas Hadi.

(Tribunnews.com/Maliana/Kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WNI dari Wuhan Diobservasi di Hanggar Bandara Raden Sadjad Natuna "

 

 
 Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ada Penolakan dari Warga, Pemerintah Tetap Karantina WNI dari Wuhan China di Natuna, https://jateng.tribunnews.com/2020/02/01/ada-penolakan-dari-warga-pemerintah-tetap-karantinawni-dari-wuhan-china-di-natuna?page=all.

Berita Terkini