KISAH Burhan Kampak, Algojo Libas Anggota PKI Usai G30S: Sering Minta Peluru ke Markas Kostrad

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi hukuman mati

TRIBUNJAMBI.COM - Ketika pelaksanaan eksekusi mati seorang simpatisan PKI, pasukan ABRI sempat dibuat bingung tujuh keliling.

Gara-gara simpatisan PKI itu tak mempan ditembak alias kebal peluru

Melansir dari Sosok.id dalam artikel 'Bukan Mitos Belaka, Kisah Simpatisan PKI yang Kebal Peluru Ketika Hendak Dieksekusi Mati', peristiwa di luar nalar ini berawal saat pemerintah mengerahkan pasukan ABRI untuk melakukan pembersihan sisa-sisa PKI tahun 1948

Tak terkecuali pasukan ABRI dari Divisi Siliwangi pun turut menyapu bersih kekuatan PKI di Madiun dan sekitarnya.

Kenapa Anak Nikita Mirzani Diperiksa Polisi, Dicecar 20 Pertanyaan dalam 2 Jam, Sebut Foto Instagram

Ketagihan Nonton Live Streaming Wanita Dewasa, Pria Ini Jual Bayinya Rp 160 Juta, Begini Nasibnya

Saat itu, Divisi Siliwangi lantas memburu semua simpatisan PKI di Madiun.

Pada 30 September 1948, Madiun berhasil dikuasai lagi oleh ABRI.

Mengutip buku 'Perintah Presiden Sukarno: Rebut Kembali Madiun', Front Demokratik Rakyat (FDR) yang merupakan organisasi sayap PKI juga berhasil dilibas oleh Divisi Siliwangi.

Para simpatisan PKI itu lari tunggang langgang, sembunyi di daerah-daerah sekitar Madiun.

Lamborghini Raffi Ahmad Sengaja Dibakar Demi Konten YouTube? Terbongkar Ini Fakta Sebenarnya

Ahok Resmi Jadi Komut Pertamina, Ini yang Bakal Dilakukan BTP dengan Cepat, MInta Dukungan dan Doa

Pasukan ABRI berhasil menangkap mereka dan diadili.

Gerakan Divisi Siliwangi dilanjutkan ke Blora dimana anggota PKIinsiden Madiun melarikan diri kesana.

Ada suatu kejadian aneh dan di luar nalar ketika Batalyon Kala Hitam Divisi Siliwangi mendapati seorang anggota PKI yang tertangkap.

Anggota PKI itu sama sekali tak gentar padahal ia bakal dieksekusi mati.

BREAKING NEWS Satpol PP Segel Ruko di Bukit Indah Merangin

3 Rekomendasi HP Xiaomi Bekas Rp 1 Jutaan, Siap Pakai!

Ditengah alun-alun Blora tawanan tersebut ditembak tepat dikening.

Namun, ia tak mati

Mayor Kemal Idris yang menjadi komandan Batalyon Kala Hitam bingung mendapati hal ini.

Seorang komandan peleton (Danton) anak buahnya lantas bertanya.

"Ada apa Mayor?"

"Itu tawanan minta mati," tukas Kemal.

Syahrini dan Reino Barack Bakal Pisah Ranjang? Terawang Mbak You Bikin Hatters Luna Maya Murka!

PENYAMARAN Tingkat Tinggi Intelijen Kopassus, Sersan Badri Ditembaki Teman Sendiri saat GAM Dikepung

Danton tersebut lantas mengambil pistolnya dan menempelkan di kening tawanan tersebut.

"Klik-klik"

Pistol tak mau menyalak padahal peluru masih penuh.

Dua kali Danton mengulangi, namun hasilnya sama pistol tak mau meletus.

"Kamu punya ilmu ya?" tanya sang Danton.

"Tidak.." seloroh si tawanan.

TIDAK Sengaja Langgar Traffic Light KSAD Pasrah Ditilang, Polisi Baru Sadar saat Baca Nama di SIM

KISAH Istri Simpan Jasad Suami di dalam Kulkas, Rupanya Takut Tubuh Suami Digunakan untuk Hal Ini

Kali ini pistol dikokang dan ditempelkan lagi ke kening tawanan.

Pelatuk ditarik dan suara tembakan pun menggema

Sejurus kemudian tawanan terjengkang ke belakang langsung mati.

"Rupanya, jawaban "Tidak" dari sang jagoan merupakan kunci pelepasan ilmu kebalnya sehingga dia mati sesuai permintaannya…" ungkap Mayjen TNI (Purn.)

Rachwono yang ikut dalam Batalyon Kala Hitam saat menumpas sisa-sisa kekuatan PKI Madiun seperti dikutip dalam dokumen pribadinya

Lima Pejabat Eselon II Jambi Turun Pangkat, Ini Daftar Nama dan Jabatan Barunya

Singgung Para Guru, Berikut Video Full Pidato Menohok Nadiem Makarim saat Peringatan Hari Guru

Burhan Kampak Algojo Pembantai PKI

Operasi penumpasan PKI yang menghebohkan juga terjadi di tahun 1965

Tepat pada hari ini 30 Sepember pada 1965 silam, tragedi yang dikenal dengan G 30S PKI terjadi.

Pada saat itu pula, seorang pria asal Yogyakarta bernama Burhan Kampak muncul, sebagai algojo.

Kisahnya diabadikan dalam Majalah Tempo tahun 2012, berjudul "Pengakuan Algojo 1965", seperti dikutip dari TribunewsWiki dalam artikel 'Burhan Kampak, Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S : Daripada Dibunuh, Lebih Baik Membunuh'

Ashanty Merasa Ajal Sudah Dekat, Ungkap Peringatan Tuhan dan Persiapan Akhirat, Ini Dilakukan

PERNYATAAN Mengejutkan Ahok BTP Usai Jadi Bos Pertamina, Malah Ngaku Tidak Tahu Soal Mafia Migas

Burhan telah menjadi algojo untuk membasmi orang komunis khususnya di daerah Yogyakarta.

Kemanapun dia pergi Burhan selalu membawa Kampak. Oleh karenanya, dia sering disebut Burhan Kampak.

Senjata itulah juga  yang sering dia gunakan untuk mengeksekusi orang-orang PKI dan para simpatisannya.

Selain kampak Burhan juga menggunakan pistol sebagai senjatanya.

Saat diwawancarai BBC pada 2015 silam Burhan mengaku menjadi satu-satunya yang membawa kampak panjang.

Perubahan Mendadak Sikap Ashanty karena Autoimun, Anang: Ajal di Tangan yang Maha Kuasa

DETIK-detik Polantas Jogja Tilang KSAD di Perempatan Tugu Malioboro, Kaget saat Baca Nama di SIM

Kebencian Burhan ternyata tumbuh sejak dia masih mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Pada tahun 1962, kala itu Majelis Ulama Indonesia dalam Muktamarnya di Sumatera membuat fatwa bahwa komunisme itu haram.

Mulai saat itulah kebencian Burhan mulai muncul kepada PKI dan semakin menjadi saat dia lantas dikeluarkan dari Fakultas Hukum UGM pada tahun ketiga.

Hal itu terjadi lantaran dia memasang spanduk poster tentang pembubaran Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan PKI.

Ashanty Buat Pengakuan Mengejutkan, Penyakitnya Makin Parah, Siapkan Ini Untuk Hadapi Ajal

Dalam keterangan Burhan, CGMI waktu itu 1963-1964 seringkali meneror dan mengintimidasi mahasiswa Islam.

Juga, mahasiswa simpatisan PKI menggelar demonstrasi di Malioboro dan tempat strategis di Jogja.

Bahkan, saat Comite Central (CC) PKI DN Aidit menyinggung HMI, itu membuatnya semakin tersinggung.

Hingga puncaknya saat G30 S PKI terjadi, Burhan ikut terjun dan melakukan perlawanan pada PKI.

Sebagai staf dalam Laskar Ampera Aris Margono dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, Burhan memiliki lisensi untuk membunuh "License to kill".

Setidaknya ada 10 orang yang diberi pistol dan dilatih.

Lima Pejabat Eselon II Jambi Turun Pangkat, Ini Daftar Nama dan Jabatan Barunya

Rp 15 Juta untuk Jumpa Fans untuk Sekali Bertemu dengan Barbie Kumalasari, Berminat? 5 Kota Besar

Mereka diberi pistol berjenis FN, lalu, Burhan seringkali datang ke markas Kostrad yang bertempat di Gedung Wanitatama, Yogya untuk minta peluru.

Dia beroperasi di daerah Luweng, Gunungkidul, kemudian Klaten.

Ketika mengeksekusi pada malam hari, para tereksekusi ditutup matanya kemudian didorong dari tebing ke aliran sungai yang mengalir ke pantai selatan Jawa.

Kemudian, di Kaliwedi sebelah barat Klaten, sebelum melakukan eksekusi warga membuat parit sepanjang 100 hingga 200 meter untuk menaruh anggota PKI dan simpatisannya.

Berita Terkini