TRIBUNJAMBI.COM- Seorang guru yang mengajarkan pelajaran mengaji atau bisa disebut guru ngaji diduga telah mencabuli tujuh bocah perempuan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Ketujuh bocah tersebut masih duduk di bangku SD dan berusia di bawah 11 tahun.
Berikut fakta terkait kasus itu yang muncul ke permukaan.
1. Terungkap karena kecurigaan orangtua korban
Ibunda MA, salah satu korban, mencurigai perbuatan tersangka pelaku berinisial FS alias AI.
Sang ibu menyadari anaknya merasa sakit ketika buang air kecil.
Ketika ditanya, MA menceritakan bahwa ia telah dicabuli oleh AI.
• LIVE Streaming Pengumuman Menteri Kabinet Kerja Jilid II, Pantau Siaran Langsung Kompas TV
• Bocoran Baru Nama Menteri Kabinet Jokowi 2019, Ada Prabowo Subianto dan Viktor Laiskodat
• Bagian Tubuh Dewi Perssik Gosong dan Kusam Hingga Minum Air Seni Ibu, Ustaz Dhanu Sebut Banyak Jin
Sang ibu lalu mencari informasi dari sejumlah teman MA.
Dari sana, ia menemukan korban lainnya. Para korban berasal dari tiga RW yang berbeda.
Ibunda MA melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Sebelum ditangkap, AI sempat diamankan terlebih dahulu di kantor RW.
Saat itu, puluhan warga sempat emosi dan AI nyaris diamuk warga.
2. Korban trauma berat
Ketika mendengar AI akan dibawa ke pos RW, lima dari tujuh korban langsung ketakutan dan meminta pulang.
Mereka mengalami trauma berat setiap mendengar nama AI disebut.
Saat itu, para korban dan orang tua dikumpulkan untuk menjelaskan perbuatan AI.
Melihat reaksi anak-anak mereka, para orang tua bergegas memeluk dan membawa mereka keluar dari pos RW untuk menghindari bertemu dengan AI.
3. Tersangka merupakan guru ngaji ibu-ibu
Sehari-hari, AI merupakan guru ngaji ibu-ibu di wilayah Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Sebelumnya, ia bekerja mengumpulkan kardus bekas lalu menjadi pegawai di tempat Ruqyah.
AI diduga telah mencabuli sejumlah korbannya sejak Juli lalu.
Aksinya baru diketahui Oktober 2019 karena kecurigaan orangtua bocah bernama MA.
Saat diamankan di pos RW sampai dibawa ke Polres, AI membantah telah melakukan pencabulan.
4. Pemberian uang jajan agar tutup mulut
AI rutin memberikan uang jajan kepada para korban agar mereka tidak mengadukan perbuatannya.
Jumlahnya bervariasi, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 40.000.
AI sendiri dikenal cukup dekat dengan anak-anak.
Para korban berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah.
Beberapa dari para korban mengaku telah dicabuli lebih dari satu kali.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Kasus Pencabulan 7 Bocah Perempuan oleh Guru Ngaji"
Penulis : Hilel Hodawya
Editor : Egidius Patnistik