"Makanan, sementara kami agak kesulitan, kami gunakan yang ada di kodim, kami buat dapur lapangan. Jadi, sementara untuk ganjal-ganjal perut dulu kami masak nasi dan mi instan," tutur dia.
Tak hanya di Kodim, pusat pengungsian juga ada di Mapolres Jayawijaya.
Sekitar tiga ribu warga mengungsi di tempat tersebut.
Bahkan warga juga mengungsi di sebuah rumah anggota polisi.
Mereka mengungasi lantaran masih takut jika keadaan kembali rusuh.
Selain itu, dari sebagian warga yang mengungsi, meraka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa.
Jenab, seorang warga yang mengungsi, meminta kepada pemerintah untuk membantu warga yang kekurangan makanan.
"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab.
Akses Internet Dibatasi
Pasca kerusuhan di Wamena, Pemerintah kembali membatasi akses Internet.
Kemkominfo meminta kepada operator seluler yang ada di Wamena agar membatasi akses Internet atau throttling.
"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, dikutip dari Kompas.com.
Permintaan dari Kemkominfo tersebut langsung ditanggapai pihak operator seluler.
VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan, bahwa kantor layanan Telkom Group di kota Wamena tidak beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada pelanggan agar dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188 untuk informasi lanjutan.
Sementara itu, operator seluler Indosat Ooredoo juga membatasi akses internet, namun untuk penggunaan telepon dan SMS masih berfungsi.
Objek Vital Dijaga 24 Jam