"Ciut banget nyali lo, giliran sekarang lawan nyai nikita mulai gemeteran ya lo nyari dukungan hahahaha sampah"
"Heiii helo kitty bertato... seenaknya nuduh presiden membunuh... makanya sunat biar mulutnya gak nyinyir mulu"
"Bacot loe, tukang nyinyir, anda sehat!! pake nyinggung panjang lebar, sok bangsawan. Mending loe masuk sumur, bangsa ini gk perlu orang mcm anda!! Fvk."
Tapi kini, Jerinx kembali menulis kalimat panjang berisi tentang alasan ia menyentil sejumlah selebriti ibukota akhir-akhir ini.
Jerinx SID nyatanya sudah menyimpan perasaan muak sejak lama terhadap sejumlah selebriti tersebut.
Tak cukup sampai disitu, perasaan muaknya kian menjadi kala sang istri juga menceritakan fakta tentang beberapa seleb tersebut.
Berikut ungkapan Jerinx SID tersebut :
"Saya sudah sejak lama menyimpan rasa muak terhadap seleb-seleb yg saya serang belakangan ini.
Salahkan latar belakang pergaulan dan lirik-lirik lagu band-band kesukaan saya.
Saya bukan aktivis, tapi bergaul dengan mereka sejak tamat SMA cukup membuka cakrawala ttg kondisi dunia yg "sebenarnya"
Rasa muak ini menguat setelah istri saya yang mengikuti dan tahu seluk-beluk perilaku seleb ibu kota kerap bertukar cerita ttg fakta-fakta yg ia temui selama tinggal di ibu kota.
Ternyata apa yg saya pikir ttg seleb tsb benar adanya, malah banyak yg jauh lebih parah dari dugaan saya.
Uang adalah Tuhan. Privasi adalah komoditi. Media mengekalkannya dgn memberi panggung sebanyak mungkin pada an**ng2 dunia hiburan ini.
Mengerikan sekali. Harga diri. Integritas. Loyalitas. Semua tak ada artinya di dunia selebriti ibu kota.
Bayangkan. SETIAP HARI. Jika anda punya yg namanya empati, rasa solidaritas thd sesama, apa yg anda rasakan ketika anda hidup di negara yg lebih dari 90% warganya ada di garis ekonomi pas-pas an, namun mereka setiap hari dijejali omong kosong hidup mewah dan drama privacy dibumbui agama.
Tidakkah anda merasa kasihan dgn mereka yg sudah bekerja sangat keras tapi hidupnya dibuat seolah tiada artinya saat mereka melihat berita bagaimana para seleb ngabisin ratusan juta perbulan utk foya-foya? Domino effect nya akan berbahaya sekali.
Tidakkah anda sedih ada jutaan perempuan dari kota kecil beramai-ramai mencoba jadi enong-enong di kota besar karena meniru idolanya?
Dengan pendidikan pas-pas an, bisakah generasi selanjutnya membedakan mana patut mana yg tidak patut ketika media memborbardir mereka dgn kebodohan yg dianggap sebagai kewajaran?
Empati. Sejak lama bangsa ini punya masalah akan isu empati. Semua hanya mementingkan dirinya saja. Semua merasa bagai pusat semesta.