Kisah Bj Habibie, Berotak Jerman Berhati Mekah, Didemo dan Dihujat Karena Dianggap Kroni Soeharto

Penulis: rida
Editor: rida
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat.

Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006). Hal lain yang mengganggu pikiran Habibie adalah jika Prabowo membawa senjata.

Mahfud MD Sholat Jenazah (Twitter Mahfud MD)

Menurut peraturan, siapa pun yang menghadap Presiden memang tidak diizinkan membawa senjata.

"Tentunya itu berlaku untuk Panglima Kostrad. Namun bagaimana halnya dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowo juga akan diperiksa? Apakah pengawal itu berani?" tulis Habibie. Habibie juga berpikir, bisa saja dia menolak Prabowo.

Namun, Prabowo tetap dianggap perlu didengar pendapatnya. Sebab, dialog dianggap Habibie sebagai proses untuk saling mengerti dan memahami.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melayat BJ Habibie di rumah duka Jalan Patra Kuningan XII/3, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). Kedatangan Jokowi disambut langsung putra pertama Habibie, Ilham Akbar Habibie. (Biro Setpres/Rusman)

Pertemuan pun dilakukan pada 23 Mei 1998. Habibie mengungkap bahwa obrolan mereka dilakukan dalam bahasa Inggris, sebagaimana biasa ketika mereka bertemu. Dialog itu pun berlangung cukup panas.

"Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," demikian ucapan Prabowo, seperti yang diungkap Habibie.

Habibie pun menjawab bahwa dia tidak memecat Prabowo, melainkan mengganti jabatannya. Setelah mencopot dari jabatan Pangkostrad, Prabowo memang ditempatkan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

Namun, Prabowo menanyakan alasan pencopotan itu. Ketika itu Habibie pun menjawab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, yaitu kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Merdeka.

Prabowo pun memberikan penjelasan. "Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," ujar Prabowo.

Setelah itu, Habibie menyanggah. Dia menyebut bahwa mengamankan presiden bukan tugas Pangkostrad, melainkan Pasukan Pengamanan Presiden.

Lagipula, gerakan Pangkostrad dilakukan tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. "Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo saat itu.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang memprihatinkan," balas Habibie.

Melihat respons Habibie yang tetap keras, Prabowo kemudian meminta tetap diizinkan memegang Kostrad.

"Atas nama ayah saya Profesor Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," ujar Prabowo.

Soemitro dan Soeharto memang dua nama yang selama ini dihormati oleh Habibie. Namun, Habibie tetap menolak.

Halaman
1234

Berita Terkini