"Sekarang masih didalami motif pembunuhannya," kata Wahyu, alumnus Akpol 1998.
Dari barang bukti tersebut, rencananya korban akan dikubur di dalam area kafe menggunakan cangkul tersebut.
Ia melanjutkan, jasad korban sempat dimasukan ke dalam karung dan ditaburi bubuk kopi oleh tersangka.
"Korban digeletakkan di pos penjagaan samping pintu gerbang dalam karung sak sambil dibubuhi serbuk kopi. Kemudian akan dikubur di area kafe itu, tapi terburu tertangkap," imbuhnya.
Pengakuan Tersangka
Ayub tersangka pembunuhan Nisa mengatakan bahwa dirinya nekat merampas perhiasan Nisa'a karena terlilit hutang sekitar Rp 5 Juta.
"Saya hanya mengincar perhiasannya dan HP nya (Telepon selulernya,red). Ternyata dia memberontak. Saya langsung menyekapnya. Tidak ada niatan untuk membunuhnya," kata Ayub.
Ayub mengatakan bahwa antara korban dengannya sudah kenal sejak kecil. Korban juga pernah berjualan di dalam kafe. Bahkan, almarhum Bapak korban juga pernah bisnis bersama dengan ayah Ayub.
"Sudah kenal sejak kecil dengan Nisa'a, sehingga karena saat minta perhiasannya memberontak, langsung saya bekap. Ternyata sampai meninggal dunia," imbuhnya.
Korban Pamit ke Ibunya
Ibunda Nisa tak kuasa menahan tangis saat melihat jasad putrinya tergeletak di dalam kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik pada Rabu (11/9/2019).
Korban diduga tewas dibunuh sekitar pukul 20.00 WIB oleh pelaku yang saat ini sudah diamankan polisi.
Polisi langsung bergerak cepat dan mengamankan pelaku pembunuhan gadis cantik warga Dusun Ngering, RT 2 RW I Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik tersebut.
Korban Nisa tidak lain adalah seorang pengusaha kafe yang menjadi TKP lokasi pembunuhannya.
Ya, korban tewas Cafe Penjara tempat usaha yang ia rintis dari bawah.