Siapa Sebenarnya Junaidi T Noor? Budayawan Jambi Masih Diminta Tunjuk Ajar Sebelum Wafat

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Junaidi T Noor

Siapa Sebenarnya Junaidi T Noor? Budayawan Jambi Masih Diminta Tunjuk Ajar Sebelum Wafat

BANYAK periuk dijerang orang/di periuk besar buah diikat/banyak petunjuk dikenang orang/petunjuk ajar sejarah menyurat

Pantun itu termuat di sekapur sirih dalam buku Menyibak Sejarah Tanah Pilih Pusako Betuah. Penulisnya Junaidi T Noor.

Sejarawan juga budayawan Jambi yang mengembuskan napas penghabisan Selasa (10/9) sekitar pukul 13.00.

Pak Jun, begitu ia disapa, menulis buku itu bersama Dr Lindayati dan Ujang Hariadi.

Begitulah, totalitasnya terhadap sejarah dan budaya Jambi membuat mantan Kepala Bappeda Provinsi Jambi itu memiliki tempat tersendiri bagi pegiat sejarah dan budaya.

FB LIVE KABUT ASAP

Baca Juga

 Jejak Sejarah PB Djarum, dari Legenda Liem Swie King, Kevin Sanjaya hingga GOR Senilai Rp 30 Miliar

 Tiga Menteri Pamitan, Cek Latar Belakang Susi Pudjiastuti dan Generasi Kelima di Pangandaran

 Pak RT Kaget Tapi Tetap Jaga Rahasia, Polwan Cantik Undercover Kenakan Pakaian Minim

 Penampakan CCTV Novy Chardon Wanita Cantik Asal Surabaya yang Hilang di Australia, Misterius

 Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini (11/9) - Hari Indah Capricorn & Aquarius, Scorpio Segera Minta Maaf

Selasa malam, suasana duka masih terpancar di rumah almarhum di Jalan Tengku Sulaiman, Kelurahan Tambak Sari, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.

Sekira pukul 20.00 WIB, para pelayat baru saja merampungkan tahlil dan yasin.

Andika Pratama, anak pertama mendiang berdiri di depan pintu bersama beberapa kerabatnya.

Ia menyalami pelayat yang baru datang maupun yang hendak pulang.

"Semasa hidup orangnya care sama teman, sama keluarga. Ia orangnya baik dan tidak pernah marah sampai memukul sosok panutan di keluarga," kata Andika kepada Tribun, tadi malam.

Andika menceritakan bahwa kepedulian alamarhum terhadap kebudayaan Jambi sudah ada sejak masih menjabat sebagai Kepala Bappeda.

Namun ia baru totalitas mengkaji dan mengangkat kebudayaan Jambi yang mulai dilupakan di kalangan muda sejak tahun 2007.
Junaidi kala itu telah pensiun.

Halaman
123

Berita Terkini